Denpasar (Antara Bali) -  Perum Bulog Divisi Regional Bali segera mendapat pasokan 1.500 ton kedelai sebagai upaya meredam semakin mahalnya bahan baku pembuatan tahu dan tempe tersebut.

"Pasokan kedelai impor itu diharapkan tiba bulan depan, sehingga masyarakat khususnya produsen tahu tempe di daerah ini tidak lagi mengalami kesulitan bahan baku," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali Gede Rempiana di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan pasokan kedelai dari Perum Bulog sehubungan badan usaha milik negara itu telah ditunjuk pemerintah untuk melakukan impor kedelai dengan harapan harganya tetap stabil.

Pasokan kedelai impor tahap pertama sebanyak 1.500 ton itu diperkirakan mencukupi kebutuhan di Bali selama 2,5 bulan, karena kebutuhan kacang kedelai selama ini brkisar 600 ton setiap bulan.

"Kebutuhan kedelai sebanyak itu sebelumnya telah dikordinasikan dengan Pengurus Koperasi Produsen Tempe dan Tahu (Kopti) Makmur Denpasar, sebagai lembaga yang mewadahi para produsen tahu dan tempe di daerah ini," ujar Rempiana.

Untuk itu, penyeluran kedelai akan dilakukan  Perum Bulog Bali bekerja sama dengan Kopti Makmur Denpasar.

Ia menambahkan jika jumlah alokasi kedelai impor sebanyak 1.500 ton kurang mencukupi kebutuhan di Pulau Dewata, pihak Bulog Bali akan melakukan penambahan secara bertahap.

Dengan demikian kebutuhan kedelai bisa terpenuhi dengan baik sesuai dengan keperluan. Kedelai impor tersebut akan dijual kepada anggota Kopti Makmur Denpasar maupun di pasaran dengan harga  Rp8.490 per kg, sesuai intruksi Menteri Perindustrian maupun Menteri Perdagangan RI. (*/DWA)

Pewarta: Oleh IK Sutika

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013