Denpasar (Antara Bali) - Indek pembangunan manusia (IPM) di daerah wisata internasional Bali kini masih menempati urutan ke-15 dari 33 provinsi di Indonesia.
"Pemerintah kita melakukan berbagai terobosan dengan harapan mampu memperbaiki peringkat IPM mencapai target masuk sepuluh besar," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Putu Suardhika di Denpasar, Minggu.
Dijelaskan, penilaian IPM meliputi berbagai aspek kehidupan, antara lain bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan (daya beli) dan kelestarian lingkungan.
Sektor-sektor yang menentukan IPM tersebut kini menjadi prirotas pembangunan, dengan dimasukkan tujuh program unggulan yang telah dicanangkan Gubernur Made Mangku Pastika bersama Wakil Gubernur AAN Puspayoga.
Untuk pembangunan bidang pendidikan, dari APBD Provinsi dialokasikan sebesar Rp125 miliar guna menyukseskan program wajib belajar 12 tahun. Targetnya, semua anak usia sekolah tamat SMU/SMK, termasuk melalui program penyetaraan.
Guna menyukseskan program tersebut, juga disediakan beasiswa khusus bagi pelajar dari kalangan keluarga kurang mampu. Pemerintah kabupaten/kota setempat diharapkan juga menyediakan dana pendamping, disamping dukungan dana dari pemerintah pusat.
Putu Suardhika menjelaskan, dalam bidang kesehatan dialokasikan dana sebesar Rp127 miliar untuk membiayai program jaminan kesehatan yang di Bali diberi nama Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM).
Program JKBM yang pada kata "Mandara" merupakan akronim dari maju, aman, damai dan sejahtera, sama dengan yang dilakukan di berbagai daerah, yakni memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma kepada seluruh warga.
Pelayanan kesehatan gratis itu diberikan secara berjenjang dari pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan jika diperlukan dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas kelas III. Hal itu bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat di Pulau Dewata.
Program JKBM melibatkan 108 puskesmas non perawatan dan jejaring serta 22 puskesmas yang mempunyai fasilitas rawat inap, delapan rumah sakit umum daerah, Rumah Sakit Indera, Rumah Sakit Jiwa Bangli dan RSUP Sanglah, Denpasar, sebagai pusat rujukan.
Lewat berbagai upaya tersebut dalam kurun waktu satu hingga dua tahun mendatang ditargetkan mampu memperbaiki peringkat IPM hingga masuk sepuluh besar nasional, harap Putu Suardhika.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Pemerintah kita melakukan berbagai terobosan dengan harapan mampu memperbaiki peringkat IPM mencapai target masuk sepuluh besar," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Putu Suardhika di Denpasar, Minggu.
Dijelaskan, penilaian IPM meliputi berbagai aspek kehidupan, antara lain bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan (daya beli) dan kelestarian lingkungan.
Sektor-sektor yang menentukan IPM tersebut kini menjadi prirotas pembangunan, dengan dimasukkan tujuh program unggulan yang telah dicanangkan Gubernur Made Mangku Pastika bersama Wakil Gubernur AAN Puspayoga.
Untuk pembangunan bidang pendidikan, dari APBD Provinsi dialokasikan sebesar Rp125 miliar guna menyukseskan program wajib belajar 12 tahun. Targetnya, semua anak usia sekolah tamat SMU/SMK, termasuk melalui program penyetaraan.
Guna menyukseskan program tersebut, juga disediakan beasiswa khusus bagi pelajar dari kalangan keluarga kurang mampu. Pemerintah kabupaten/kota setempat diharapkan juga menyediakan dana pendamping, disamping dukungan dana dari pemerintah pusat.
Putu Suardhika menjelaskan, dalam bidang kesehatan dialokasikan dana sebesar Rp127 miliar untuk membiayai program jaminan kesehatan yang di Bali diberi nama Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM).
Program JKBM yang pada kata "Mandara" merupakan akronim dari maju, aman, damai dan sejahtera, sama dengan yang dilakukan di berbagai daerah, yakni memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma kepada seluruh warga.
Pelayanan kesehatan gratis itu diberikan secara berjenjang dari pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan jika diperlukan dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas kelas III. Hal itu bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat di Pulau Dewata.
Program JKBM melibatkan 108 puskesmas non perawatan dan jejaring serta 22 puskesmas yang mempunyai fasilitas rawat inap, delapan rumah sakit umum daerah, Rumah Sakit Indera, Rumah Sakit Jiwa Bangli dan RSUP Sanglah, Denpasar, sebagai pusat rujukan.
Lewat berbagai upaya tersebut dalam kurun waktu satu hingga dua tahun mendatang ditargetkan mampu memperbaiki peringkat IPM hingga masuk sepuluh besar nasional, harap Putu Suardhika.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010