Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu
mengatakan Indonesia layak disebut sebagai negeri 1.000 karnaval karena
memiliki beragam pawai dengan macam-macam tema di seluruh pelosok
Nusantara.
"Indonesia layak disebut sebagai negeri 1.000 karnaval karena Indonesia sangat kaya akan kegiatan pawai budaya atau karnaval," katanya di Jakarta, Selasa.
Mari menjelaskan, Indonesia memiliki banyak ragam pawai dan karnaval dengan segala atribut, keunikan, dan tradisi di berbagai provinsi, termasuk pawai-pawai bertema unik yang tidak bisa ditemui di negara lain.
Ia mengatakan, Indonesia sangat kaya dengan potensi karnaval yang dapat dijadikan daya tarik wisata.
"Kita hanya perlu memperbaiki organisasi penyelenggaraan, meningkatkan mutu seni pertunjukan kontemporer melalui karnaval, dan publikasi agar karnaval di daerah menjadi agenda tahunan yang rutin," katanya.
Ia mencontohkan Mopoyitohu Elengge, tradisi masyarakat agraris dalam menumbuk padi yang diekspresikan dengan ceria dan gembira yang sering menjadi tema pawai di Gorontalo.
Di Kalimantan Timur ada tema tari yang menyerukan kesadaran akan hutan bagi kelangsungan bumi dan manusia dan Papua Barat memiliki Tari Afo Refe, Engge, dan Selawa yang menggambarkan ritual pembelajaran bagi anak laki-laki.
Di Maluku Utara ada Tari Soya-Soya yang menggambarkan semangat perjuangan melawan penjajah di masa lalu yang juga kerap dijadikan tema pawai budaya.
Sementara di DKI Jakarta, Ondel-Ondel, tarian Betawi dan musik Tanjidor sering menghiasi pawai budaya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Indonesia layak disebut sebagai negeri 1.000 karnaval karena Indonesia sangat kaya akan kegiatan pawai budaya atau karnaval," katanya di Jakarta, Selasa.
Mari menjelaskan, Indonesia memiliki banyak ragam pawai dan karnaval dengan segala atribut, keunikan, dan tradisi di berbagai provinsi, termasuk pawai-pawai bertema unik yang tidak bisa ditemui di negara lain.
Ia mengatakan, Indonesia sangat kaya dengan potensi karnaval yang dapat dijadikan daya tarik wisata.
"Kita hanya perlu memperbaiki organisasi penyelenggaraan, meningkatkan mutu seni pertunjukan kontemporer melalui karnaval, dan publikasi agar karnaval di daerah menjadi agenda tahunan yang rutin," katanya.
Ia mencontohkan Mopoyitohu Elengge, tradisi masyarakat agraris dalam menumbuk padi yang diekspresikan dengan ceria dan gembira yang sering menjadi tema pawai di Gorontalo.
Di Kalimantan Timur ada tema tari yang menyerukan kesadaran akan hutan bagi kelangsungan bumi dan manusia dan Papua Barat memiliki Tari Afo Refe, Engge, dan Selawa yang menggambarkan ritual pembelajaran bagi anak laki-laki.
Di Maluku Utara ada Tari Soya-Soya yang menggambarkan semangat perjuangan melawan penjajah di masa lalu yang juga kerap dijadikan tema pawai budaya.
Sementara di DKI Jakarta, Ondel-Ondel, tarian Betawi dan musik Tanjidor sering menghiasi pawai budaya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013