Denpasar (Antara Bali) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali mengakui penyuluhan program Keluarga Berencana di daerah itu masih perlu dioptimalkan karena rata-rata angka kelahiran masih meningkat.

"Wilayah yang belum tergarap dengan optimal seperti di daerah perbatasan, wilayah terpencil, dan perkotaan," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali I Wayan Sundra di Denpasar, Selasa.

Menurut dia, jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan pada usia subur (total fertility rate/TFR) di Bali berdasarkan data 2012 telah mencapai 2,3 anak atau meningkat dibandingkan pada 2007 yang sebesar 2,1 anak.

"Khususnya untuk wilayah perkotaan, penyuluhan perlu lebih dioptimalkan di tengah derasnya arus migrasi yang masuk. Pendatang yang masuk ke Bali dalam kondisi hamil, selanjutnya melahirkan di sini dan sudah barang tentu dihitung ketika dilakukan survei demografi," ujarnya di sela-sela acara Konsolidasi Penyuluh Lapangan KB itu.

Laju pertambahan penduduk (LPP) pun meningkat dari 1,26 menjadi 2,15. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Bali.

"Menghadapi kondisi ini, upaya yang kami lakukan adalah intensif melakukan penyuluhan pada masyarakat seluruhnya tanpa memandang ras, agama, asal-usul dan lainnya," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Bali Putu Astawa menjelaskan bahwa acara konsolidasi PLKB merupakan momentum strategis untuk menjawab berbagai dinamika perkembangan dan permasalahan kependudukan yang dihadapi.

"Selain merupakan tantangan, juga menjadi peluang untuk mencapai momentum mewujudkan keluarga sejahtera yang adil dan makmur pada masa depan," ujarnya. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013