Negara (Antara Bali) - Sekitar 1.300 warga Kabupaten Jembrana, Bali, dari berbagai organisasi
kemasyarakatan dan desa adat menolak pengambilan gambar film dokumenter
oleh warga negara Jepang karena diduga berkaitan dengan pelaku pelecehan
seksual terhadap bocah di bawah umur.
Penolakan film berjudul "Bali Big Brother" itu dilakukan warga yang tergabung dalam Generasi Muda Jembrana Menggugat dengan berunjuk rasa di gedung DPRD dan Mapolres setempat di Negara, Senin.
"Kami juga melihat ada indikasi kuat eksploitasi seksual terhadap anak dibawah umur yang dilakukan Mr M, warga Jepang yang memiliki vila di Jembrana. Film yang akan dibuat ini, kami duga juga berhubungan dengan dia," kata Ketua DPD KNPI Jembrana Gede Ariana Bisma di sela-sela orasinya.
Sementara itu, Ketua Majelis Madya Desa Pekraman Kabupaten Jembrana I Wayan Rayun mengatakan, gerakan itu merupakan penolakan terhadap segala aktivitas, kegiatan, dan perilaku yang melecehkan adat serta budaya Bali. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Penolakan film berjudul "Bali Big Brother" itu dilakukan warga yang tergabung dalam Generasi Muda Jembrana Menggugat dengan berunjuk rasa di gedung DPRD dan Mapolres setempat di Negara, Senin.
"Kami juga melihat ada indikasi kuat eksploitasi seksual terhadap anak dibawah umur yang dilakukan Mr M, warga Jepang yang memiliki vila di Jembrana. Film yang akan dibuat ini, kami duga juga berhubungan dengan dia," kata Ketua DPD KNPI Jembrana Gede Ariana Bisma di sela-sela orasinya.
Sementara itu, Ketua Majelis Madya Desa Pekraman Kabupaten Jembrana I Wayan Rayun mengatakan, gerakan itu merupakan penolakan terhadap segala aktivitas, kegiatan, dan perilaku yang melecehkan adat serta budaya Bali. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013