Banyuwangi (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyerahkan 30 Kitab Bhagawadgita kepada "pemangku" atau pemimpin ritual keagamaan termasuk pengurus Pura Blambangan di sela-sela melaksanakan 'tirtayatra' atau perjalanan suci di Jawa Timur.
"Saya serahkan Bhagawadgita ini kepada para pemangku di Pura Blambangan, semoga bermanfaat," katanya saat menyerahkan kitab suci itu kepada seorang perwakilan "pemangku" di Pura Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Kitab suci yang merupakan sastra dari Itihasa Mabharata itu dituangkan dalam bentuk syair yang menyangkut ajaran universal bagi umat manusia.
Selain menyerahkan kitab suci, Pastika juga menyerahkan beberapa sarana upacara di antaranya genta dan perlengkapan upacara Hindu lainnya.
Pada kesempatan itu, dia juga menyerahkan dana punia sebesar Rp15 juta yang diterima oleh pengurus pura setempat.
Di pura yang dibangun mulai tahun 1975 itu, gubernur Bali memimpin "tirtayatra" atau perjalanan suci di pura setempat dengan melaksanakan persembahyangan bersama.
Upacara puncak "piodalan" atau pucara peringatan hari lahirnya pura akan dilaksanakan pada 21 Agustus 2013.
Usai melaksanakan persembahyangan bersama, rombongan Pemprov Bali kemudian melanjutkan perjalanan suci ke Pura Mandara Giri Semeru Agung di Kabupaten Lumajang.
Selama sekitar empat jam perjalanan, rombongan tiba di pura yang terletak di lambung Gunung Semeru itu dan kemudian melaksanakan persembahyangan bersama sebanyak dua kali pada malam harinya yakni pada pukul 20.30 WIB dan 24.00 WIB. (Dwa)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Saya serahkan Bhagawadgita ini kepada para pemangku di Pura Blambangan, semoga bermanfaat," katanya saat menyerahkan kitab suci itu kepada seorang perwakilan "pemangku" di Pura Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Kitab suci yang merupakan sastra dari Itihasa Mabharata itu dituangkan dalam bentuk syair yang menyangkut ajaran universal bagi umat manusia.
Selain menyerahkan kitab suci, Pastika juga menyerahkan beberapa sarana upacara di antaranya genta dan perlengkapan upacara Hindu lainnya.
Pada kesempatan itu, dia juga menyerahkan dana punia sebesar Rp15 juta yang diterima oleh pengurus pura setempat.
Di pura yang dibangun mulai tahun 1975 itu, gubernur Bali memimpin "tirtayatra" atau perjalanan suci di pura setempat dengan melaksanakan persembahyangan bersama.
Upacara puncak "piodalan" atau pucara peringatan hari lahirnya pura akan dilaksanakan pada 21 Agustus 2013.
Usai melaksanakan persembahyangan bersama, rombongan Pemprov Bali kemudian melanjutkan perjalanan suci ke Pura Mandara Giri Semeru Agung di Kabupaten Lumajang.
Selama sekitar empat jam perjalanan, rombongan tiba di pura yang terletak di lambung Gunung Semeru itu dan kemudian melaksanakan persembahyangan bersama sebanyak dua kali pada malam harinya yakni pada pukul 20.30 WIB dan 24.00 WIB. (Dwa)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013