Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengusulkan pembentukan badan pengelola taman bumi atau "geopark" Gunung Batur, Kabupaten Bangli, untuk mengintegrasikan penataan lingkungan.
"Kalau ada badan pengelola, mereka dapat menjalankan fungsi konservasi, pengembangan, dan pemanfaatan. Kami pandang pemerintah kabupaten bisa membentuk badan pengelola itu," kata Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Kacung Marijan di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, karena posisi Batur hanya di satu kabupaten, maka tidak harus dibentuk oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
"Kami tekankan, nantinya badan pengelola tidak hanya mengurusi tiket masuk dan pemanfaatan untuk kepentingan pariwisata, melainkan harus memberikan pendidikan pada masyarakat sekitar," ucapnya di sela-sela diskusi yang diadakan oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali itu.
Ia mengingatkan pentingnya pendidikan karena ketika Batur ditetapkan sebagai "Global Geopark Network" oleh Unesco, maka tantangan terbesarnya bagaimana melakukan upaya konservasi agar tetap terjaga dengan baik.
Sementara itu, Bupati Bangli I Made Gianyar mengaku sudah memikirkan upaya pengalihan masyarakat yang selama ini menekuni galian C menjadi membuat cinderamata.
"Pelatihan pembuatan kenang-kenangan khas geopark ini sedang difasilitasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hanya saja tidak semua penambang galian C yang jumlahnya sekitar 300-an itu bisa dilatih," ujarnya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kalau ada badan pengelola, mereka dapat menjalankan fungsi konservasi, pengembangan, dan pemanfaatan. Kami pandang pemerintah kabupaten bisa membentuk badan pengelola itu," kata Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Kacung Marijan di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, karena posisi Batur hanya di satu kabupaten, maka tidak harus dibentuk oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
"Kami tekankan, nantinya badan pengelola tidak hanya mengurusi tiket masuk dan pemanfaatan untuk kepentingan pariwisata, melainkan harus memberikan pendidikan pada masyarakat sekitar," ucapnya di sela-sela diskusi yang diadakan oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali itu.
Ia mengingatkan pentingnya pendidikan karena ketika Batur ditetapkan sebagai "Global Geopark Network" oleh Unesco, maka tantangan terbesarnya bagaimana melakukan upaya konservasi agar tetap terjaga dengan baik.
Sementara itu, Bupati Bangli I Made Gianyar mengaku sudah memikirkan upaya pengalihan masyarakat yang selama ini menekuni galian C menjadi membuat cinderamata.
"Pelatihan pembuatan kenang-kenangan khas geopark ini sedang difasilitasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hanya saja tidak semua penambang galian C yang jumlahnya sekitar 300-an itu bisa dilatih," ujarnya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013