Denpasar (Antara Bali) - Temuan uang kertas palsu di Bali selama triwulan I/2013 sebanyak 924 lembar atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV/2012 yang mencapai 928 lembar.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III/Bali-Nusra Suarpika Bimantoro di Denpasar, Jumat, memperkirakan menurunnya temuan uang palsu tersebut karena makin tingginya pemahaman masyarakat akan keaslian uang kertas.
Selama triwulan I/2013 uang palsu didominasi pecahan Rp100.000 yang mencapai 90,69 persen dan Rp50.000 sebesar 7,90 persen.
Ia menyebutkan jumlah temuan uang palsu khususnya pada pecahan Rp100.000 sedikit meningkat dibanding triwulan IV 2012, tetapi lembaran yang lebih kecil relatif jarang ditemukan di daerah ini.
Untuk meminimalkan peredaran uang palsu di Bali, BI terus menggelar sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat, termasuk kepada para kasir.
Menurut dia, hampir semua kasir yang ada di pasar swalayan dilengkapi alat pendeteksi untuk mempersempit peredaran uang kertas palsu di ibu kota Provinsi Bali itu. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III/Bali-Nusra Suarpika Bimantoro di Denpasar, Jumat, memperkirakan menurunnya temuan uang palsu tersebut karena makin tingginya pemahaman masyarakat akan keaslian uang kertas.
Selama triwulan I/2013 uang palsu didominasi pecahan Rp100.000 yang mencapai 90,69 persen dan Rp50.000 sebesar 7,90 persen.
Ia menyebutkan jumlah temuan uang palsu khususnya pada pecahan Rp100.000 sedikit meningkat dibanding triwulan IV 2012, tetapi lembaran yang lebih kecil relatif jarang ditemukan di daerah ini.
Untuk meminimalkan peredaran uang palsu di Bali, BI terus menggelar sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat, termasuk kepada para kasir.
Menurut dia, hampir semua kasir yang ada di pasar swalayan dilengkapi alat pendeteksi untuk mempersempit peredaran uang kertas palsu di ibu kota Provinsi Bali itu. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013