Negara (Antara Bali) - Warga dari anggota atau krama subak Semanggong, Desa Pohsanten, Kabupaten Jembrana nyaris bentrok dengan penambang material sungai yang juga warga setempat, Kamis.

Rencana krama subak yang ingin menutup akses jalan ke sungai, mendapatkan perlawanan dari penambang, dengan memarkir puluhan truk di jalan tersebut.

Konflik terbuka nyaris terjadi, namun aparat desa beserta keamanan yang cepat datang ke lokasi berhasil meredamnya, dan meminta kedua belah pihak berkumpul di kantor desa.

"Kami minta penggalian material sungai dihentikan, karena menyebabkan erosi yang merugikan subak sebagai pengguna air sungai untuk pertanian," kata Kelian atau Ketua Subak Pohsanten, Made Suamba.

Sementara Kayan Winanta, perwakilan dari sopir mengaku keberatan jika akses jalan ke sungai ditutup, karena mereka sudah ada kesepakatan dengan desa adat setempat.

"Kami memberikan konstribusi Rp500 ribu tiap bulan untuk membantu upacara di pura. Pekerja penambangan juga rata-rata warga sini, dan desa adat tidak keberatan," katanya.

Karena belum ada titik temu, Perbekel atau Kepala Desa Pohsanten, Gusti Ketut Suarta mengatakan, akan dilakukan pertemuan lanjutan yang masih dijadwalkan.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013