Denpasar (Antara Bali) - Pengamat seni budaya Prof Dr I Made Bandem berpendapat pementasan yang ditampilkan pada Pesta Kesenian Bali ke-35 masih banyak tidak terkait tema "taksu" yang diangkat pada ajang kesenian tahunan terbesar di Pulau Dewata itu.
"Saya melihat sesungguhnya tema taksu atau vibrasi spiritual ini sangat umum sehingga masih perlu ditafsirkan secara lebih detail lagi. Ini kekurangan dari panitia atau dewan kurator tidak begitu tegas membuat tafsiran tema taksu yang begitu luas," katanya di Denpasar, Jumat.
Akibat sangat umumnya tema itu, ia melihat dari beberapa pementasan yang telah ditampilkan pada PKB sejak 15 Juni 2013 di Taman Budaya Denpasar, juga menjadi umum atau tidak spesifik karena penafsiran tema diserahkan kepada perwakilan kabupaten/kota.
Mantan Rektor ISI Denpasar itu mencontohkan, saat menampilkan pementasan topeng jika mengarah pada tema semestinya diungkap juga makna di balik kekuatan topeng.
"Harusnya panitia atau dewan kurator membuat tema yang lebih spesifik sehingga seniman yang datang betul-betul siap menunjang tema yang diangkat," ujarnya.
Demikian juga dengan kesenian daerah luar Bali yang turut memeriahkan PKB, ia mengharapkan dapat mendukung tema sehingga masyarakat Bali bisa belajar apa yang ditampilkan itu secara kreatif dan inovatif.
"Kesenian luar daerah kalau sudah kreatif dan inovatif akan mempunyai wibawa dan kedatangannya ke Bali tidak hanya sekadar mempromosikan diri," kata peraih International Music Council Award dari Unesco itu. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Saya melihat sesungguhnya tema taksu atau vibrasi spiritual ini sangat umum sehingga masih perlu ditafsirkan secara lebih detail lagi. Ini kekurangan dari panitia atau dewan kurator tidak begitu tegas membuat tafsiran tema taksu yang begitu luas," katanya di Denpasar, Jumat.
Akibat sangat umumnya tema itu, ia melihat dari beberapa pementasan yang telah ditampilkan pada PKB sejak 15 Juni 2013 di Taman Budaya Denpasar, juga menjadi umum atau tidak spesifik karena penafsiran tema diserahkan kepada perwakilan kabupaten/kota.
Mantan Rektor ISI Denpasar itu mencontohkan, saat menampilkan pementasan topeng jika mengarah pada tema semestinya diungkap juga makna di balik kekuatan topeng.
"Harusnya panitia atau dewan kurator membuat tema yang lebih spesifik sehingga seniman yang datang betul-betul siap menunjang tema yang diangkat," ujarnya.
Demikian juga dengan kesenian daerah luar Bali yang turut memeriahkan PKB, ia mengharapkan dapat mendukung tema sehingga masyarakat Bali bisa belajar apa yang ditampilkan itu secara kreatif dan inovatif.
"Kesenian luar daerah kalau sudah kreatif dan inovatif akan mempunyai wibawa dan kedatangannya ke Bali tidak hanya sekadar mempromosikan diri," kata peraih International Music Council Award dari Unesco itu. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013