Mangupura (ANTARA) - Komunitas Seni Jong Gembyong yang menjadi duta Kabupaten Badung, Bali menampilkan pementasan Baleganjur dalam rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-47 tahun 2025.
“Kami mempersiapkan hampir enam bulan itu banyak yang menjadi cerita dalam perjalanan tetapi kami duta baleganjur siap menjadi yang terbaik,” ujar Konseptor Baleganjur I Gusti Ngurah Alit Supariawan di Mangupura, Sabtu.
Pada penampilannya komunitas itu membawakan garapan tabuh bertemakan Perang Untek yang merupakan tradisi dari Desa Adat Kiadan, Kecamatan Petang.
Alit Supariawan menjelaskan tradisi Perang Untek merupakan warisan budaya tak benda yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Kiadan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
Tradisi tersebut digelar setiap Purnama Sasih Kepitu sebagai sebuah prosesi spiritual untuk memohon keselamatan bagi masyarakat dan seluruh makhluk hidup, serta sebagai ungkapan rasa syukur kepada alam semesta atas anugerah kesuburan dan kemakmuran.
“Makna sakral ini sejalan dengan tema besar PKB tahun ini, yaitu Jagat Kerthi Lokahita Samudaya atau Harmoni Semesta Raya,” jelas dia.
Alit Supariawan menambahkan pesan dalam penampilan itu adalah tradisi yang memuliakan alam semesta. Sebab di Kiadan tradisi ini adalah sebuah persembahan kepada alam semesta yang telah memberikan kelimpahan dalam kehidupan.
“Pesan itu disampaikan dalam penampilan Baleganjur dalam durasi kurang lebih 17 menit,” tambah dia.
Pembina Baleganjur Putu Sugiarta mengungkapkan dalam penampilan itu duta Kabupaten Badung menonjolkan komposisi baleganjur dipadukan gerak yang sangat dinamis menggambarkan tumpeng dan untek. Tema Perang Untek dipilih lantaran sebagai sebuah kearifan budaya.
“Perang untek ini sangat unik. Melalui garapan tabuh dari penampilan ini tradisi di Bali harus terus dilestarikan,” ungkap Putu Sugiarta.