Surabaya (Antara Bali) - PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) miliki 13 pesawat jenis MA-60 yang beroperasi di Indonesia bagian Timur dan Tengah.
"Jumlah ini berkurang, setelah salah satu pesawat MA-60 mengalami kecelakaan di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (1/6) silam," kata Direktur Teknik PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), Priharyono di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, Merpati membeli pesawat MA-60 dari China sebanyak 15 unit pada 2008, yang digunakan untuk melayani masyarakat di Indonesia bagian Timur dan Tengah. Pesawat MA-60 diproduksi pada 2007-2008. "Kami beli pesawat secara paket," katanya.
Dari jumlah 15 pesawat itu, katanya, dua pesawat lainnya dianggap rusak, karena mengalami kecelakaan. Satunya mengalami kecelakaan di Wamena, Papua dan terakhir di Kupang, NTT pada 1 Juni 2013.
Pesawat ini, dibeli dengan harga 11-12 juta dolar AS, dimaksudkan untuk membuka isolasi daerah di Indonesia bagian tengah dan Timur. "Jadi, kami belinya pesawat MA-60 yang menggunakan baling-baling," katanya.
Pesawat MA-60 ini, tambahnya, dapat menampung penumpang sebanyak 56 orang. Sehingga dianggap cocok untuk membuka isolasi penerbangan di daerah-daerah terpencil di Indonesia. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Jumlah ini berkurang, setelah salah satu pesawat MA-60 mengalami kecelakaan di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (1/6) silam," kata Direktur Teknik PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), Priharyono di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, Merpati membeli pesawat MA-60 dari China sebanyak 15 unit pada 2008, yang digunakan untuk melayani masyarakat di Indonesia bagian Timur dan Tengah. Pesawat MA-60 diproduksi pada 2007-2008. "Kami beli pesawat secara paket," katanya.
Dari jumlah 15 pesawat itu, katanya, dua pesawat lainnya dianggap rusak, karena mengalami kecelakaan. Satunya mengalami kecelakaan di Wamena, Papua dan terakhir di Kupang, NTT pada 1 Juni 2013.
Pesawat ini, dibeli dengan harga 11-12 juta dolar AS, dimaksudkan untuk membuka isolasi daerah di Indonesia bagian tengah dan Timur. "Jadi, kami belinya pesawat MA-60 yang menggunakan baling-baling," katanya.
Pesawat MA-60 ini, tambahnya, dapat menampung penumpang sebanyak 56 orang. Sehingga dianggap cocok untuk membuka isolasi penerbangan di daerah-daerah terpencil di Indonesia. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013