Semarang (Antara Bali) - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menilai tindak kekerasan aparat terhadap demonstran dan wartawan di Jambi menunjukkan ketidaksiapan aparat dalam menghadapi situasi ketika massa melakukan unjuk rasa menolak penaikan harga BBM.
"Seharusnya hal seperti itu tidak terjadi jika aparat kepolisian di lapangan dan aparat pendukung intelijen negara menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik," kata Tjahjo Kumolo, anggota Komisi I DPR RI, dari Jakarta kepada Antara di Semarang, Senin petang.
Tjahjo Kumolo mengemukakan hal itu ketika merespons aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh sejumlah ormas di Jambi yang berlangsung ricuh hingga Anton, jurnalis Trans7, mengalami luka.
Sebelumnya, Anton mengalami luka di bawah matanya yang diduga akibat terkena serpihan selongsong peluru gas air mata saat meliput aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM di gedung DPRD Provinsi Jambi, Senin. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Seharusnya hal seperti itu tidak terjadi jika aparat kepolisian di lapangan dan aparat pendukung intelijen negara menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik," kata Tjahjo Kumolo, anggota Komisi I DPR RI, dari Jakarta kepada Antara di Semarang, Senin petang.
Tjahjo Kumolo mengemukakan hal itu ketika merespons aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh sejumlah ormas di Jambi yang berlangsung ricuh hingga Anton, jurnalis Trans7, mengalami luka.
Sebelumnya, Anton mengalami luka di bawah matanya yang diduga akibat terkena serpihan selongsong peluru gas air mata saat meliput aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM di gedung DPRD Provinsi Jambi, Senin. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013