Kupang (Antara Bali) - Manajemen Merpati Nusantara Airlines (MNA) mengaku mengalami kerugian sekitar Rp100 miliar terkait insiden jatuhnya pesawat jenis MA-60 dalam penerbangan dari Bandara Turelelo So'a Bajawa menuju Bandara El Tari Kupang, Senin (10/6).
"Manajemen Merpati mengalami kerugian 10 juta sampai 20 juta dolar Amerika Serrikat atau sekitar Rp100 miliar sebagai akibat dari insiden tersebut," kata Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines (MNA) Rudy Setyopurnomo kepada wartawan di Kupang, Rabu.
Dia mengatakan kerugian itu masih seputaran satu unit pesawat jenis MA-60 yang mengalami kecelakaan pada Senin itu. Namun demikian, kerugian itu masih bisa teratasi, karena yang lebih penting keselamatan penumpang.
Dia mengatakan terhadap kejadian tersebut, Manajemen Merpati juga telah menyediakan asuransi bagi 46 penumpang yang ikut dalam penerbangan tersebut dan mengalami insiden.
Rudy mengakui insiden yang terjadi tersebut merupakan musibah yang tidak bisa dihindari. Menurut dia, pesawat MA-60 yang mengalami insiden itu merupakan pesawat tangguh dan canggih yang semua suku cadangnya merupakan produksi Amerika dan Eropa dan dirakit di China. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Manajemen Merpati mengalami kerugian 10 juta sampai 20 juta dolar Amerika Serrikat atau sekitar Rp100 miliar sebagai akibat dari insiden tersebut," kata Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines (MNA) Rudy Setyopurnomo kepada wartawan di Kupang, Rabu.
Dia mengatakan kerugian itu masih seputaran satu unit pesawat jenis MA-60 yang mengalami kecelakaan pada Senin itu. Namun demikian, kerugian itu masih bisa teratasi, karena yang lebih penting keselamatan penumpang.
Dia mengatakan terhadap kejadian tersebut, Manajemen Merpati juga telah menyediakan asuransi bagi 46 penumpang yang ikut dalam penerbangan tersebut dan mengalami insiden.
Rudy mengakui insiden yang terjadi tersebut merupakan musibah yang tidak bisa dihindari. Menurut dia, pesawat MA-60 yang mengalami insiden itu merupakan pesawat tangguh dan canggih yang semua suku cadangnya merupakan produksi Amerika dan Eropa dan dirakit di China. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013