Malang (Antara Bali) - Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) Prof Din Syamsudin mengatakan Indonesia adalah negara yang unik dalam kehidupan beragama karena mampu hidup berdampingan, meski di lingkungan masyarakat dan agama yang manjemuk.

"Dasar negara Pancasila sangat tepat dijadikan dasar untuk masyarakat yang sangat majemuk, termasuk kehidupan beragamanya yang juga majemuk," katanya saat membuka pertemuan ACRP di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (8/6) malam.

Selain dasar negara Pancasila, lanjut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu, prinsip Bhinneka Tunggal Ika juga memiliki makna sangat mendasar, sehingga kehidupan antaragama, antarsuku dan antarbangsa yang berbeda bisa saling berinteraksi.

Menurut dia, prinsip tersebut sesuai dengan ajaran Islam yang mendorong umatnya melihat perbedaan sebagai dasar untuk saling bersilaturahim.

Namun, kata Din, arus globalisasi yang tak bisa dibendung membawa dampak kebebasan. Kelompok-kelompok baru bermunculan dan cenderung bersifat eksklusif, akibatnya masalah baru juga bermunculan.

Senada dengan Din, Sekretaris Jenderal ACRP Dr Sunggon Kim. Menurut tokoh agama asal Korea Selatan ini, manusia memerlukan agama untuk mengisi spiritualitasnya, sebab tanpa agama, manusia tak ada bedanya dengan hewan. (M038)

Pewarta: Oleh Endang Sukarelawati

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013