Ende (Antara Bali) - Pentas seni dan budaya menyemarakkan rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende, Nusa Tenggara Timur, pada 31 Mei-1 Juni 2013.
Sedikitnya 5.000 penari akan membawakan tari Gawi massal dalam acara tersebut. "Tari Gawi biasanya hanya melibatkan sekitar 300 orang. Namun kali ini kami sengaja menggelar pentas seni budaya yang besar untuk menghormati Bung Karno sekaligus mensyukuri revitalisasi situs beliau oleh pemerintah pusat, " kata Amatus Peta selaku Koordinator Kesenian Peringatan Hari Lahirnya Pancasila di Ende, Selasa.
Menurut dia, pagelaran seni budaya khas daerah tersebut akan digelar pada 31 Mei 2013 menjelang peringatan lahirnya Pancasila esok harinya dengan melibatkan semua etnis yang ada di Kabupaten Ende.
Ia menjelaskan bahwa tari Gawi merupakan tari warisan leluhur mereka yang biasanya digelar sebagai wujud rasa syukur saat pengangkatan kepala suku dan panen pada lahan pertanian mereka.
Peta menambahkan bahwa tari massal itu akan digelar selama sekitar satu jam dengan iringan "sodha" atau kalimat pengiring mirip syair yang mengungkapkan sejarah kedatangan Bung Karno dalam bahasa Lio.
Para penari awalnya akan membentuk lingkaran berlapis-lapis. Lingkaran paling tengah berbentuk arena akan diisi oleh penari laki-laki sebagai penari utama dengan mengenakan kain sarung, selendang, dan "lesu" atau ikat kepala tanpa mengenakan baju.
Sementara itu, penari laki-laki lainnya mengelilingi penari utama hingga membentuk banyak lingkaran dan penari wanita berada di lingkaran-lingkaran luar.
Ribuan penari pengeliling penari utama tersebut akan mengenakan pakaian khas Ende dan beberapa di antara mereka akan dirancang untuk memakai pakaian daerah berwarna biru, putih, dan merah. "Warna itu mencerminkan warna danau Kelimutu sebagai ikon pariwista Kabupaten Ende," kata Peta.
Pagelaran seni budaya itu akan diakhiri dengan malam renungan di sekitar pohon sukun sebagai tempat Bung Karno merenung hingga berhasil merumuskan Pancasila. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Sedikitnya 5.000 penari akan membawakan tari Gawi massal dalam acara tersebut. "Tari Gawi biasanya hanya melibatkan sekitar 300 orang. Namun kali ini kami sengaja menggelar pentas seni budaya yang besar untuk menghormati Bung Karno sekaligus mensyukuri revitalisasi situs beliau oleh pemerintah pusat, " kata Amatus Peta selaku Koordinator Kesenian Peringatan Hari Lahirnya Pancasila di Ende, Selasa.
Menurut dia, pagelaran seni budaya khas daerah tersebut akan digelar pada 31 Mei 2013 menjelang peringatan lahirnya Pancasila esok harinya dengan melibatkan semua etnis yang ada di Kabupaten Ende.
Ia menjelaskan bahwa tari Gawi merupakan tari warisan leluhur mereka yang biasanya digelar sebagai wujud rasa syukur saat pengangkatan kepala suku dan panen pada lahan pertanian mereka.
Peta menambahkan bahwa tari massal itu akan digelar selama sekitar satu jam dengan iringan "sodha" atau kalimat pengiring mirip syair yang mengungkapkan sejarah kedatangan Bung Karno dalam bahasa Lio.
Para penari awalnya akan membentuk lingkaran berlapis-lapis. Lingkaran paling tengah berbentuk arena akan diisi oleh penari laki-laki sebagai penari utama dengan mengenakan kain sarung, selendang, dan "lesu" atau ikat kepala tanpa mengenakan baju.
Sementara itu, penari laki-laki lainnya mengelilingi penari utama hingga membentuk banyak lingkaran dan penari wanita berada di lingkaran-lingkaran luar.
Ribuan penari pengeliling penari utama tersebut akan mengenakan pakaian khas Ende dan beberapa di antara mereka akan dirancang untuk memakai pakaian daerah berwarna biru, putih, dan merah. "Warna itu mencerminkan warna danau Kelimutu sebagai ikon pariwista Kabupaten Ende," kata Peta.
Pagelaran seni budaya itu akan diakhiri dengan malam renungan di sekitar pohon sukun sebagai tempat Bung Karno merenung hingga berhasil merumuskan Pancasila. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013