Denpasar (Antara Bali) - Designer Against Aids (DAA) yang merupakan organisasi non-profit dari Belgia merancang penanggulangan HIV/AIDS melalui kampanye "pop culture" atau pendekatan seni dan media sosial melalui pengembangan website "Bali Against Aids" (BAA).
"Kampanye penanggulangan HIV/AIDS dilakukan dengan pendekatan 'pop culture' seperti musik, 'fashion', sosial media dan aktivitas yang menyenangkan bukan sebatas pengajaran di kelas," kata Relawan Bali Against Aids, Anak Agung Ratna Ayu wulandari di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, meskipun kegiatan kampanye penanggulangan terhadap virus yang menyerang kekebalan tubuh di Pulau Dewata telah dilakukan dengan beragam cara, namun beberapa metode yang diterapkan di Belgia, masih bisa diaplikasikan atau digabungkan dengan sosialisasi lainnya di Bali.
Salah satunya sosialisasi bahaya HIV/AIDS melalui video permainan yang diunggah ke dalam laman Bali Against Aids yang abru diluncurkan.
"Kami membuat permainan yang belum pernah dibuat tetapi akan kami sesuaikan dengan budaya di Bali. Misalnya untuk tidak terlalu vulgar tetapi tujuannya agar ketabuan terhadap bahaya HIV/AIDS bisa dibuka," ucapnya. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kampanye penanggulangan HIV/AIDS dilakukan dengan pendekatan 'pop culture' seperti musik, 'fashion', sosial media dan aktivitas yang menyenangkan bukan sebatas pengajaran di kelas," kata Relawan Bali Against Aids, Anak Agung Ratna Ayu wulandari di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, meskipun kegiatan kampanye penanggulangan terhadap virus yang menyerang kekebalan tubuh di Pulau Dewata telah dilakukan dengan beragam cara, namun beberapa metode yang diterapkan di Belgia, masih bisa diaplikasikan atau digabungkan dengan sosialisasi lainnya di Bali.
Salah satunya sosialisasi bahaya HIV/AIDS melalui video permainan yang diunggah ke dalam laman Bali Against Aids yang abru diluncurkan.
"Kami membuat permainan yang belum pernah dibuat tetapi akan kami sesuaikan dengan budaya di Bali. Misalnya untuk tidak terlalu vulgar tetapi tujuannya agar ketabuan terhadap bahaya HIV/AIDS bisa dibuka," ucapnya. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013