Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, Provinsi Bali belum mengeluarkan status kebencanaan akibat banjir yang melanda hampir seluruh kota sejak dini hari tadi, karena masih memfokuskan mengevakuasi warga terdampak banjir.

Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara di Denpasar, Rabu, mengatakan saat ini pemerintah masih berfokus pada evakuasi warga yang terjebak di rumah maupun terseret arus sungai.

“Ya tentu sekarang kami belum bisa (menentukan status kebencanaan) karena saya dari jam 4 pagi bersama pak wakil di lapangan, belum menentukan, sekarang kami turun untuk penyelamatan, evakuasi dulu, itu prioritasnya,” kata dia.

Jaya Negara mencatat hingga siang ini setidaknya tiga orang dinyatakan meninggal dunia, dua orang hilang, dan banyak yang telah dievakuasi ke posko pengungsian seperti balai-balai banjar.

“Yang jelas pasti kita akan bahas status darurat bencana karena itu dasar kita untuk mengeluarkan anggaran darurat kebencanaan untuk menanggulangi para korban,” ujarnya.

Dari pemetaan Pemkot Denpasar setidaknya ada tujuh titik banjir terparah yaitu di kawasan Pasar Badung dan sungai Tukad Badung yang berhimpitan, Kertalangu, Padangsambian Kaja, Pura Demak, Sidakarya, Panjer, dan Pemogan di kawasan Taman Pancing.

Wali kota melihat kondisi ini diakibatkan oleh beban di hulu Tukad Badung yang cukup tinggi akibat hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari 24 jam, bahkan ia mengaku selama hidupnya kondisi ini pertama kali terjadi di ibu kota Provinsi Bali itu.

“Jam 2 dini hari sudah tinggi dan sekarang RS Wangaya dalam kondisi darurat, listrik mati, genset tidak bisa hidup, sekarang kami sewa karena meluapnya Tukad Badung tinggi sekali menyebabkan airnya ke Pura Demak, semua sumbernya dari Tukad Badung,” kata dia.

Selain mengevakuasi korban di lokasi-lokasi banjir yang tingginya menyentuh atap rumah warga, Pemkot Denpasar juga mulai mendata korban dan kerusakan salah satunya runtuhnya dua bangunan toko kain di Jalan Sulawesi akibat derasnya sungai Tukad Badung.

“Kami akan siapkan dari dana bencana untuk kerugian pedagang, tidak di sini saja tapi banyak dari Padangsambian ada rumahnya jebol, temboknya jebol, banyak kerugian mobil, kami sekarang minta kades/lurah mendata, kita mendata kerugian yang ditimbulkan di desa-desa, kerugiannya kita akan ganti rugi,” ucap Jaya Negara.

 

Baca juga: Gubernur Bali turun langsung ke titik banjir dan minta didata kerugian

Baca juga: Kapolsek: Empat orang hilang hanyut terbawa banjir di Denpasar

Baca juga: BBMKG: Pulau Bali alami curah hujan lebat hingga ekstrem

Baca juga: Basarnas berupaya akses lokasi banjir guna evakuasi warga Denpasar

Baca juga: Banjir di Kabupaten Jembrana telan korban dua orang meninggal dunia

Baca juga: Prajurit Kodam Udayana evakuasi warga terdampak banjir di Kota Denpasar

Baca juga: BBMKG ungkap gelombang ekuatorial Rossby picu cuaca buruk di Bali

Baca juga: Kepala Desa: Satu warga hilang terseret banjir di Kabupaten Jembrana

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2025