Denpasar (Antara Bali) - Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Tbk, I Ketut Mardjana, berbagi pengalaman sukses menjadi pejabat tinggi di salah satu badan usaha milik negara (BUMN) itu kepada siswa SMAN 1 Denpasar, Senin.
    
"Saya berbagi cerita untuk memberikan motivasi kepada siswa di sekolah ini, semoga saja dapat memberikan inspirasi," kata Mardjana yang lulus pada 1970 di SMA terfavorit di Denpasar itu.

Hal yang dilakukannya itu merupakan bagian dari program Indonesia Mengajar yang idenya dicetuskan oleh Rektor Universitas Paramadina Anies Bawesdan.

Program tersebut diadopsi oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan yang meminta semua direksi di BUMN mengajar di SMA tempat asalnya bersekolah.

Dia bercerita mengenai pengalaman hidupnya semasa kecil yang serba kesusahan dan harus melakukan pekerjaan berat untuk bisa bertahan menjalani kehidupan sehingga akhirnya berhasil meraih kesuksesan seperti sekarang.

"Banyak hal yang telah saya alami dan harus melakukan berbagai pekerjaan berat karena saya merupakan anak seorang petani. Walaupun begitu orang tua saya menginginkan untuk bersekolah sehingga dititipkanlah kepada kerabat ayahnya," ujarnya.

Berkat dorongan dan keinginan orang tuanya untuk dapat bersekolah membuat dirinya berhasil meraih kesuksesan sebagai jajaran direksi di BUMN. Kesuksesan itu tidak diraih dengan mudah namun melalui perjuangan yang cukup berat.

Mardjana berpesan apabila dapat melakukan sesuatu hal dengan sepenuh hati maka nanti akan memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan. "Saya memberikan motivasi kepada para siswa di sekolah ini bertujuan supaya para pelajar jaman sekarang bisa memiliki kepercayaan diri sehingga mampu mencapai kesuksesan," ujarnya.
   
Para pelajar sekarang harus bisa lebih sukses dari para pendahulunya yang kondisinya serba kesusahan karena tidak dilengkapi oleh berbagai fasilitas pendukung dan teknologi mumpuni seperti saat ini.

Mardjana yang sukses mengantarkan Pos Indonesia bangkit dari keterpurukan sehingga saat ini keuntungan terus bertambah, tercatat pada 2012 mencapai Rp212 miliar. "Banyak orang menilai perusahaan ini adalah 'sunset industry' seiring dengan berkembangnya IT. Akan tetapi dengan disiplin dan kerja keras, saya justru menjadikan tantang tersebut sebagai motivasi untuk menjadi industri yang berkembang," ucapnya.
   
Pada kesempatan itu juga pejabat tinggi Pos Indonesia mengisahkan tentang kebiasaan dirinya dari sejak kecil yang harus menempuh perjalanan sepanjang tujuh kilometer setiap hari ke sekolah tanpa alas kaki dan bekal.
   
Kebiasaan berjalan kaki itu rupanya menjadi hobi mengisi waktu libur selama bersekolah di SMAN 1 Denpasar. "Saat libur saya biasanya berjalan kaki dari denpasar menuju Kintamani dan dilanjutkan ke Gunung Batur. Bahkan pernah berjalan kaki dari Denpasar menuju Singaraja, namun sesampainya di Desa Sangket, saya tidak kuat berjalan lagi karena kecapekan," kata pria kelahiran 18 Maret 1951 itu. (IGT)

Pewarta: Oleh IGK Agung W

Editor : I Gusti Ketut Agung Wijaya


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013