Jakarta (Antara Bali) - Organ manusia seperti ginjal dan jantung banyak dibutuhkan untuk
didonorkan. Namun, ketersediaan jumlah pendonor masih sangat sedikit
sehingga terjadi daftar tunggu super panjang dari pendonor.
Menggunakan teknologi 3D untuk pembuatan organ tubuh yang kompatibel masih belum mungkin dilakukan saat ini, seperti dilansir Ubergizmo.
Ilmuwan pun mencari cara untuk menumbuhkan organ dalam di laboratorium.
Akhirnya, mereka telah berhasil menumbuhkan ginjal tikus di laboratorium. Ketika ditransplantasikan pada hewan, ternyata ginjal dari laboratorium itu menghasilkan urine.
Teknik seperti mengeluarkan bagian tubuh yang sederhana merupakan sebuah kemajuan yang pesat dan digunakan di dalam pasien. Meskipun demikian, ginjal dikenal sebagai salah satu organ paling rumit untuk dicangkok, apalagi diproduksi sampai saat ini.
Mungkin efektivitas dari hasil kerja ginjal rekayasa genetik tersebut masih kalah dibandingkan ginjal alami. Akan tetapi, ini merupakan pertanda baik bagi masa depan teknologi rekayasa genetik. (GDE/IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Menggunakan teknologi 3D untuk pembuatan organ tubuh yang kompatibel masih belum mungkin dilakukan saat ini, seperti dilansir Ubergizmo.
Ilmuwan pun mencari cara untuk menumbuhkan organ dalam di laboratorium.
Akhirnya, mereka telah berhasil menumbuhkan ginjal tikus di laboratorium. Ketika ditransplantasikan pada hewan, ternyata ginjal dari laboratorium itu menghasilkan urine.
Teknik seperti mengeluarkan bagian tubuh yang sederhana merupakan sebuah kemajuan yang pesat dan digunakan di dalam pasien. Meskipun demikian, ginjal dikenal sebagai salah satu organ paling rumit untuk dicangkok, apalagi diproduksi sampai saat ini.
Mungkin efektivitas dari hasil kerja ginjal rekayasa genetik tersebut masih kalah dibandingkan ginjal alami. Akan tetapi, ini merupakan pertanda baik bagi masa depan teknologi rekayasa genetik. (GDE/IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013