Denpasar (Antara Bali) - Para sulinggih atau pemuka Agama Hindu, mengingatkan Gubernur Made Mangku Pastika untuk terus mengupayakan penyatuan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali.
"Saya senantiasa minta PHDI untuk bersatu. Kalau sudah bersatu tentu tidak akan ada yang melecehkan umat Hindu," kata Gubernur Bali saat menanggapi masukan dari para sulinggih di Denpasar, Senin.
Beberapa tahun lalu yang sempat terjadi dualisme dalam tubuh PHDI, yakni PHDI Bali versi Besakih dan PHDI Bali versi Campuan karena adanya perbedaan prinsip.
Pada pertemuan sulinggih yang dihadiri Gubernur kali ini, Ida Pedanda Kaca Magelung meminta Pastika untuk merealisasikan janji yang pernah dilontarkan sebelum menjadi gubernur. Permintaan senada juga disampaikan oleh sulinggih lainnya saat sesi diskusi pada acara Dharma Santi yang dihadiri ratusan sulinggih itu.
"Sudah merupakan cita-cita saya sejak dulu untuk menyatukan ini, tetapi memang tidak mudah karena menyangkut paham dan kepercayaan. Jadi harus bicara terus," kata Pastika.
Mantan Kapolda Bali itu mengucapkan terima kasih karena telah diingatkan sehingga dapat menjadi kekuatan moralnya untuk menjalankan amanah dari para pemuka agama. "Kalau sulinggih sudah bersatu, tentu krama (warga) akan mengikuti," ucapnya.
Ia menginginkan ke depannya semakin sering diadakan pertemuan-pertemuan dengan para sulinggih sehingga makin memantapkan persatuan umat Hindu.
"Tidak hanya persatuan dalam tubuh PHDI, tetapi juga agar ada kesatuan pandang antara PHDI dengan Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) sehingga jangan sampai terjadi konflik pada masyarakat dalam menjalankan kewajiban agama (dharma agama) dan kewajiban beragama (dharma negara)," katanya.
Sementara Ketua PHDI Bali Dr I Gusti Ngurah Sudiana menyampaikan sebenarnya permasalahan pecahnya PHDI sudah selesai, memang informasi belum semuanya sampai ke tataran masyarakat di bawah.
"Kami menyambut baik adanya pertemuan-pertemuan semacam ini karena kepala pemerintahan bisa mendapat masukan dari para sulinggih demi kebaikan umat," kata Sudiana. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Saya senantiasa minta PHDI untuk bersatu. Kalau sudah bersatu tentu tidak akan ada yang melecehkan umat Hindu," kata Gubernur Bali saat menanggapi masukan dari para sulinggih di Denpasar, Senin.
Beberapa tahun lalu yang sempat terjadi dualisme dalam tubuh PHDI, yakni PHDI Bali versi Besakih dan PHDI Bali versi Campuan karena adanya perbedaan prinsip.
Pada pertemuan sulinggih yang dihadiri Gubernur kali ini, Ida Pedanda Kaca Magelung meminta Pastika untuk merealisasikan janji yang pernah dilontarkan sebelum menjadi gubernur. Permintaan senada juga disampaikan oleh sulinggih lainnya saat sesi diskusi pada acara Dharma Santi yang dihadiri ratusan sulinggih itu.
"Sudah merupakan cita-cita saya sejak dulu untuk menyatukan ini, tetapi memang tidak mudah karena menyangkut paham dan kepercayaan. Jadi harus bicara terus," kata Pastika.
Mantan Kapolda Bali itu mengucapkan terima kasih karena telah diingatkan sehingga dapat menjadi kekuatan moralnya untuk menjalankan amanah dari para pemuka agama. "Kalau sulinggih sudah bersatu, tentu krama (warga) akan mengikuti," ucapnya.
Ia menginginkan ke depannya semakin sering diadakan pertemuan-pertemuan dengan para sulinggih sehingga makin memantapkan persatuan umat Hindu.
"Tidak hanya persatuan dalam tubuh PHDI, tetapi juga agar ada kesatuan pandang antara PHDI dengan Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) sehingga jangan sampai terjadi konflik pada masyarakat dalam menjalankan kewajiban agama (dharma agama) dan kewajiban beragama (dharma negara)," katanya.
Sementara Ketua PHDI Bali Dr I Gusti Ngurah Sudiana menyampaikan sebenarnya permasalahan pecahnya PHDI sudah selesai, memang informasi belum semuanya sampai ke tataran masyarakat di bawah.
"Kami menyambut baik adanya pertemuan-pertemuan semacam ini karena kepala pemerintahan bisa mendapat masukan dari para sulinggih demi kebaikan umat," kata Sudiana. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013