Denpasar (Antara Bali) - Praktisi pariwisata menilai potensi daya tari pariwisata berbasis heritage (peninggalan sejara) di Bali masih tinggi, namun pengelolaan kawasan tersebut tidak dioptimalkan.
"Pengelolaan kawasan heritage yang tidak baik sehingga tidak dimanfaatkan sebagai daya tarik pariwisata oleh para pelaku di sektor tersebut," kata Wakil Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Nyoman Sudiartha, di Denpasar, Jumat.
Paket wisata yang khusus menyajikan kawasan heritage, seperti museum dan subak, sangat minim ditawarkan biro perjalanan wisata (BPW).
Menurut dia, hal itu ke depannya akan menimbulkan kejenuhan di kalangan wisatawan baik dari dalam dan luar negeri sebab paket wisata yang ditawarkan tidak ada variasinya. "Selain itu, kondisi tersebut dapat membuat wisatawan baru yang potensial tidak mengetahui lebih banyak peninggalan sejarah di Pulau Dewata," ujarnya.
Dia berpendapat, tidak hanya itu penawaran paket yang tak variatif tersebut dapat memicu hilangnya pelancong potensial dengan berlibur lama di Pulau Dewata.
Wisatawan yang cukup berminat pada paket wisata kawasan heritage tersebut cenderung bersifat eksklusif dan mengutamakan kepuasan. "Seperti wisatawan Eropa, walaupun krisis, masih banyak wisatawan kaya yang tertarik kepada tempat tujuan wisata bernilai budaya dan sejarah," ucap Sudiartha. (IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Pengelolaan kawasan heritage yang tidak baik sehingga tidak dimanfaatkan sebagai daya tarik pariwisata oleh para pelaku di sektor tersebut," kata Wakil Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Nyoman Sudiartha, di Denpasar, Jumat.
Paket wisata yang khusus menyajikan kawasan heritage, seperti museum dan subak, sangat minim ditawarkan biro perjalanan wisata (BPW).
Menurut dia, hal itu ke depannya akan menimbulkan kejenuhan di kalangan wisatawan baik dari dalam dan luar negeri sebab paket wisata yang ditawarkan tidak ada variasinya. "Selain itu, kondisi tersebut dapat membuat wisatawan baru yang potensial tidak mengetahui lebih banyak peninggalan sejarah di Pulau Dewata," ujarnya.
Dia berpendapat, tidak hanya itu penawaran paket yang tak variatif tersebut dapat memicu hilangnya pelancong potensial dengan berlibur lama di Pulau Dewata.
Wisatawan yang cukup berminat pada paket wisata kawasan heritage tersebut cenderung bersifat eksklusif dan mengutamakan kepuasan. "Seperti wisatawan Eropa, walaupun krisis, masih banyak wisatawan kaya yang tertarik kepada tempat tujuan wisata bernilai budaya dan sejarah," ucap Sudiartha. (IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013