Denpasar (Antara Bali) - Korban yang mengaku pusing-pusing dan lemas setelah meminum arak bercampur metanol terus bertambah mendatangi dua rumah sakit di Bali, Selasa.
Sebanyak sepuluh orang tercatat mendatangi RSUP Sanglah Denpasar guna mendapatkan perawatan, yang beberapa di antaranya diketahui dalam kondisi kritis serta dua orang sebelumnya tewas.
Sementara yang datang ke RSUD Kabupaten Klungkung, tempat "pesta" nimun arak metanol berlangsung, dilaporkan tengah dirawat 18 korban yang telah meneguk cairan yang diduga kuat beracun itu.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar membenarkan bahwa jumlah penderita terus bertambah dari sehari sebelumnya yang tercatat merenggut dua nyawa itu.
Kedua korban tewas tersebut adalah, Ketut Sugianyar dan Sugiarta, penduduk Desa Sampalan Kelod, Klungkung, tidak jauh dari warung tempat dijualnya arak metanol itu.
Untuk korban yang kini dalam keadaan kritis sehingga harus menjalani perawatan di RSUP Sanglah Denpasar, antara lain tercatat nama korban Putu Wira Hartawan, Made Sudiarta, Wayan Giri Adnyana dan Putu Alit Suryadharma.
Kepala Pelayanan Medik Rawat Jalan RSUP Sanglah Denpasar dr Ken Wirashandi mengatakan, upaya penyelamatan untuk para korban yang dalam kondisi kritis, tidak lain dari harus dengan cuci darah.
"Tiga pasien telah kami lakukan cuci darah, sementara seorang lainnya menolak. Itu terserah si pasien," katanya.
Menurut dia, dari sejumlah kasus serupa yang muncul sebelumnya, cuci darah merupakan salah satu langkah yang cukup efektif guna membersihkan unsur metanol yang ada dalam darah para pasien.
Mengingat itu, adalah keliru bila ada pasien yang menolak menjalani cuci darah. "Tapi, ya itu hak pasien lah," ujarnya dengan nada kesal.
Kabid Humas Polda Bali mengaku telah mengamankan pemilik warung di daerah Klungkung yang diduga telah menjual arak metanol yang telah merenggut korban jiwa itu.
Dari hasil pemeriksaan, pemilik warung mengaku mendapatkan barang cair tersebut dengan cara membeli dari seorang pedagang keliling yang datang ke Pasar Seni Klungkung, akhir pekan lalu.
Selain telah memeriksa pemilik warung yang identitasnya masih dirahasiakan, polisi juga telah meminta keterangan dari sedikitnya enam orang saksi.
Melalui langkah itu, kata Kombes Sugianyar, kasus arak yang telah merenggut korban bagi para peminumnya itu diharapkan dapat diungkap secara tuntas dengan memproses orang-orang yang terbukti bersalah dalam kejadian ini.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
Sebanyak sepuluh orang tercatat mendatangi RSUP Sanglah Denpasar guna mendapatkan perawatan, yang beberapa di antaranya diketahui dalam kondisi kritis serta dua orang sebelumnya tewas.
Sementara yang datang ke RSUD Kabupaten Klungkung, tempat "pesta" nimun arak metanol berlangsung, dilaporkan tengah dirawat 18 korban yang telah meneguk cairan yang diduga kuat beracun itu.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar membenarkan bahwa jumlah penderita terus bertambah dari sehari sebelumnya yang tercatat merenggut dua nyawa itu.
Kedua korban tewas tersebut adalah, Ketut Sugianyar dan Sugiarta, penduduk Desa Sampalan Kelod, Klungkung, tidak jauh dari warung tempat dijualnya arak metanol itu.
Untuk korban yang kini dalam keadaan kritis sehingga harus menjalani perawatan di RSUP Sanglah Denpasar, antara lain tercatat nama korban Putu Wira Hartawan, Made Sudiarta, Wayan Giri Adnyana dan Putu Alit Suryadharma.
Kepala Pelayanan Medik Rawat Jalan RSUP Sanglah Denpasar dr Ken Wirashandi mengatakan, upaya penyelamatan untuk para korban yang dalam kondisi kritis, tidak lain dari harus dengan cuci darah.
"Tiga pasien telah kami lakukan cuci darah, sementara seorang lainnya menolak. Itu terserah si pasien," katanya.
Menurut dia, dari sejumlah kasus serupa yang muncul sebelumnya, cuci darah merupakan salah satu langkah yang cukup efektif guna membersihkan unsur metanol yang ada dalam darah para pasien.
Mengingat itu, adalah keliru bila ada pasien yang menolak menjalani cuci darah. "Tapi, ya itu hak pasien lah," ujarnya dengan nada kesal.
Kabid Humas Polda Bali mengaku telah mengamankan pemilik warung di daerah Klungkung yang diduga telah menjual arak metanol yang telah merenggut korban jiwa itu.
Dari hasil pemeriksaan, pemilik warung mengaku mendapatkan barang cair tersebut dengan cara membeli dari seorang pedagang keliling yang datang ke Pasar Seni Klungkung, akhir pekan lalu.
Selain telah memeriksa pemilik warung yang identitasnya masih dirahasiakan, polisi juga telah meminta keterangan dari sedikitnya enam orang saksi.
Melalui langkah itu, kata Kombes Sugianyar, kasus arak yang telah merenggut korban bagi para peminumnya itu diharapkan dapat diungkap secara tuntas dengan memproses orang-orang yang terbukti bersalah dalam kejadian ini.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010