Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali, Anak Agung Ngurah Puspayoga menegaskan, perlunya terobosan seorang pemimpin untuk mengentaskan kemiskinan akibat ketimpangan pembangunan di Pulau Dewata.

"Hal itu penting dilakukan, mengingat jurang ketimpangan antara Bali selatan dan daerah lainnya begitu terbuka lebar," kata Puspayoga yang juga calon gubernur Bali yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan (PAS) di Pekutatan, Jembrana, Kamis.

Ketika mengadakan pertemuan (Simakerama) dengan masyarakat setempat yang dihadiri Ketua Tim Pemengan PAS, Nyoman Sudiantara, Puspayoga mengibaratkan, kue pembangunan Bali sebagian besar dinikmati oleh Bali selatan.

"Kalau tidak berani, ketimpangan perekonomian, kemiskinan, akan tetap tinggi di Bali barat, timur dan utara," tegas Puspayoga.

Oleh sebab itu perubahan kepemimpinan Bali itu dimaksudkan untuk mempercepat laju pemerataan pembangunan.

"Saya sudah bertekat membangun kesetaraan dengan visi membangun Bali berbasis kabupaten/kota. Untuk apa? Untuk mempercepat pemerataan pembangunan. Pembangunan itu tak boleh dinikmati oleh Badung dan Denpasar saja," kata Puspayoga.

Oleh sebab itu seluruh masyarakat Bali, kata Puspayoga, harus menikmati pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Bali.

"Semua harus menikmati, karena itu uang masyarakat Bali," ucap Puspayoga yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan.

Menurut Puspayoga, ada tiga hal yang perlu dibenahi jika kesenjangan ekonomi dan jurang kemiskinan masyarakat Bali dapat dientaskan. Hal itu adalah mempercepat pembangunan infrastruktur jalan, infrastruktur kesehatan dan pendidikan.

"Tiga hal ini yang harus diperjelas untuk mengentaskan kemiskinan," katanya.

Ketiga hal itu yang akan menjadi prioritas Puspayoga. Sebetulnya, saat ini hal itu bisa segera dilakukan. Hanya saja, meski Pemprov Bali memiliki kemampuan dan dana yang cukup untuk merealisasikan hal itu, namun apa yang diharapkan itu hingga kini belum bisa direalisasikan.

"Sebabnya karena uang pemprov selama ini masih disimpan di Bank BPD. Ke depan tidak boleh lagi seperti itu. Kita ini mengurus masyarakat, bukan keluarga," kata Puspayoga.

"Uang rakyat harus dipergunakan sebanyak-banyaknya, dipergunakan, dialokasikan untuk seluas-luasnya kesejahteraan rakyat," kata dia.

Sebetulnya, katanya melanjutkan, mempercepat pemerataan pembangunan Bali tidaklah sulit. "Kuncinya ikhlas. Asal betul-betul ikhlas pemerataan pembangunan itu bukan hal yang sulit," tuturnya.

Ia mencontohkan, Kabupaten Buleleng yang memerlukan infrastruktur jalan dalam rangka mempercepat jalur Singaraja-Denpasar.

"Kita perjuangkan ke pusat dan akhirnya disetujui pusat sebesar Rp1,7 triliun untuk membangun infrastruktur jalan pintas Denpasar-Buleleng.

"Itu contoh membangun Bali berbasis kabupaten/kota. Pemprov Bali memberikan dana pendamping sebesar 10 persen. Rp107 miliar kita sudah anggarkan di APBD. Ini juga kita harus dilakukan di Jembrana, untuk mempercepat kesejahteraan. Tidak boleh ada lagi ketimpangan," tegas Puspayoga. (*/ADT)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013