Denpasar (Antara Bali) - Calon Gubernur Bali Anak Agung Ngurah Puspayoga yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan (PAS) mengingatkan, Bendesa Adat Desa Pekraman untuk lebih aktif merancang program kegiatan.

Dengan demikian, kata dia, bisa lebih memaksimalkan berbagai bantuan untuk meningkatkan infrastruktur dan sarana penunjang publik.

"Peran desa adat sangat menentukan keberhasilan pembangunan menyangkut berbagai aspek kehidupan," kata AAN Puspayoga yang juga wakil Gubernur Bali ketika melakukan pertemuan (Simakerama) dengan ratusan warga Desa Timpang, Kabupaten Tabanan.

Ia mengaku, ketika melewati jalan besar menuju desa Timpang sekitar, 40 km barat Denpasar masih menemui banyak jalan yang rusak.

Kerusakan infrastruktur jalan provinsi, kabupaten hingga desa banyak ditemukan seperti di Kabupaten berjuluk Lumbung Berasnya Bali itu.

"Kerusakan jalan selain mengakibatkan kemacetan lalu lintas juga lebih dari itu akan menghambat pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang," ujar PAS yang diusung PDIP dalam Pilkada yang digelar 15 Mei 2013.

Puspayoga mencontohkan jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk, Bali barat yang masuk wilayah Kabupaten Tabanan kerap terjadi kecelakaan lalu lintas, akibat kerusakan jalan seperti truk terguling akibat kondisi infrastruktur yang tidak memadai.

"Ke depan jangan sampai ada kecelakaan seperti truk terguling, untuk itu jalan harus diperbaiki. Kita akan perjuangkan dana untuk perbaikan infrastruktur," ujar Puspayoga.

Rusaknya jalan-jalan itu tidak bisa disalahkan kepada bupati, namun bagaimana yang lebih penting lagi ke depan bisa dicarikan solusinya.

Hal yang sangat mungkin dilakukan salahnya satunya lewat perjuangan ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

"Kerusakan jalan tidak boleh terjadi, karena sebenarnya ada dana yang terparkir di provinsi cukup besar. Dana yang terparkir di bank itu mestinya dipergunakan untuk sebesar besarnya bagi kepentingan rakyat," tutur Puspayoga.

Untuk itu, kader-kader PDIP di legislatif dan eksekutif siap untuk mengawal dan memperjuangkan dana bantuan agar sampai ke desa.

"Saya mengharapkan seluruh bendesa adat mari bekerja semua membuat program jangan mengharapkan bantuan rutin saja," kata Puspayoga.

Selain dana bantuan rutin yang awalnya Rp55 juta dan kini meningkat menjadi Rp100 juta per desa adat, masih bisa mendapatkan bantuan insentif lainnya.

Untuk itu Bendesa Adat diminta membuat program yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat misalnya perbaikan jalan, pura dan sarana publik lainnya.

Kalau desa adat tidak kreatif merencanakan program kegiatannya maka akan sulit menerima bantuan untuk membiayai berbagai kegiatan di wilayahnya, harap Puspayoga. (*/ADT)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013