Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali melunasi tanggung jawab pemberian santunan kepada petugas yang terdampak kecelakaan, sakit, hingga kehilangan nyawa (meninggal dunia) selama proses Pilkada Serentak 2024.
“Kami sudah memberi santunan, hampir semua sudah saya kunjungi, dan sudah diurus BPJS-nya, ketenagakerjaannya, termasuk uang duka pribadi dari KPU provinsi dan kabupaten/kota sudah kami lakukan,” kata Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan total 15 petugas di Pilkada Serentak 2024 yang terdata mengalami kecelakaan dan tiga orang meninggal dunia, mulai dari petugas keamanan, panitia pemilihan kecamatan (PPK), panitia pemungutan suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
KPU Bali mendata sebanyak enam orang mengalami kecelakaan, satu orang mengalami stroke akibat kelelahan usai bimbingan teknis SiRekap dan rapat koordinasi, empat orang demam dan sakit ringan, dua orang petugas perempuan mengalami pendarahan hingga keguguran, satu orang digigit anjing, dan satu orang pingsan.
Sementara untuk petugas meninggal dunia antara lain I Nyoman Raka yaitu Petugas Ketertiban TPS di Kabupaten Karangasem, Mohammad Arif yaitu Petugas Keamanan di Kabupaten Buleleng, dan I Nyoman Ngurah yaitu Sekretariat PPS di Kabupaten Buleleng.
“Sudah ada aturannya maksimal untuk yang meninggal dunia Rp36 juta ditambah biaya pemakaamn, untuk rumah sakit seluruh biaya perawatan ditanggung,” ujar Lidartawan.
Ia mengatakan seluruh korban yang mengalami musibah selama proses Pilkada Serentak 2024 diperlakukan sama, meskipun hingga saat ini masih ada salah satu petugas terdampak yang belum sempat ia kunjungi.
Mantan Ketua KPU Bangli itu melihat semestinya kejadian yang menimpa petugas di lapangan ini menjadi perhatian lebih banyak pihak seperti pemerintah daerah dan peserta pilkada.
Lidartawan juga melihat 15 kasus sakit dan tiga meninggal dunia ini masih belum seluruhnya terungkap, sementara peran mereka penting di lapangan.
“Yang tidak melaporkan mungkin banyak seperti jatuh dan lain-lain, kami justru melihat yang begini tidak ada yang perhatikan, mestinya pemda dan teman-teman kandidat peserta yang ini diperhatikan,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Kami sudah memberi santunan, hampir semua sudah saya kunjungi, dan sudah diurus BPJS-nya, ketenagakerjaannya, termasuk uang duka pribadi dari KPU provinsi dan kabupaten/kota sudah kami lakukan,” kata Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan total 15 petugas di Pilkada Serentak 2024 yang terdata mengalami kecelakaan dan tiga orang meninggal dunia, mulai dari petugas keamanan, panitia pemilihan kecamatan (PPK), panitia pemungutan suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
KPU Bali mendata sebanyak enam orang mengalami kecelakaan, satu orang mengalami stroke akibat kelelahan usai bimbingan teknis SiRekap dan rapat koordinasi, empat orang demam dan sakit ringan, dua orang petugas perempuan mengalami pendarahan hingga keguguran, satu orang digigit anjing, dan satu orang pingsan.
Sementara untuk petugas meninggal dunia antara lain I Nyoman Raka yaitu Petugas Ketertiban TPS di Kabupaten Karangasem, Mohammad Arif yaitu Petugas Keamanan di Kabupaten Buleleng, dan I Nyoman Ngurah yaitu Sekretariat PPS di Kabupaten Buleleng.
“Sudah ada aturannya maksimal untuk yang meninggal dunia Rp36 juta ditambah biaya pemakaamn, untuk rumah sakit seluruh biaya perawatan ditanggung,” ujar Lidartawan.
Ia mengatakan seluruh korban yang mengalami musibah selama proses Pilkada Serentak 2024 diperlakukan sama, meskipun hingga saat ini masih ada salah satu petugas terdampak yang belum sempat ia kunjungi.
Mantan Ketua KPU Bangli itu melihat semestinya kejadian yang menimpa petugas di lapangan ini menjadi perhatian lebih banyak pihak seperti pemerintah daerah dan peserta pilkada.
Lidartawan juga melihat 15 kasus sakit dan tiga meninggal dunia ini masih belum seluruhnya terungkap, sementara peran mereka penting di lapangan.
“Yang tidak melaporkan mungkin banyak seperti jatuh dan lain-lain, kami justru melihat yang begini tidak ada yang perhatikan, mestinya pemda dan teman-teman kandidat peserta yang ini diperhatikan,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024