Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) mengatakan mendapat nomor urut satu memang target mereka sejak awal di Pilkada Bali.
“Jadi nomor satu adalah nomor yang kami harapkan, kami ingin kan, nomor satu adalah suatu simbol kemenangan, dimana dalam kontestasi politik sedang memperebutkan posisi Bali satu,” kata Made Muliawan Arya atau dikenal De Gadjah, di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan nomor urut ini selaras dengan Partai Gerindra dan koalisinya yang ingin linear satu jalur dengan pemerintahan Prabowo-Gibran di pusat.
Diketahui saat KPU Bali memulai tahapan pengundian nomor urut terlebih dahulu Putu Agus Suradnyana mengambil nomor undian dan mendapat nomor satu sementara di kubu sebelah Nyoman Giri Prasta mendapat nomor undian 14.
KPU kemudian mempersilahkan nomor undian terkecil yaitu Mulia-PAS mengambil selongsong merah marun terlebih dahulu, dan saat dibuka mereka berhasil mendapat nomor urut satu sementara Wayan Koster-Giri Prasta nomor urut dua.
Kerap menggaungkan satu jalur dan satu komando, De Gadjah menjelaskan bahwa pemimpin daerah yang linear dengan pemerintah pusat akan berdampak positif bagi pembangunan daerah.
“Pembangunan Bali saat ini membutuhkan uluran tangan pusat, karena kita tahu APBD Bali tidak mampu untuk membangun Bali dengan proyek-proyek strategis yang dibutuhkan rakyat,” ujarnya.
Paket yang diusung Partai Gerindra, Partai NasDem, PKS, PAN, Partai Golkar, Partai Demokrat, PKN, dan PSI ini telah merancang apabila terpilih maka APBD Bali akan difokuskan untuk mengentaskan kemiskinan, pendidikan, pertanian, dan kesehatan.
Sementara, untuk pembangunan infrastruktur seperti Bandara Bali Utara dan jalan tol hendak diserahkan ke pusat.
“Jadi itu yang kami maksud bagaimana satu jalur, satu komando, untuk satu tujuan, nantinya kami akan menjadi selain kepala daerah, juga wakil pemerintah pusat, jadi wajib satu komando dan satu linear,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Jadi nomor satu adalah nomor yang kami harapkan, kami ingin kan, nomor satu adalah suatu simbol kemenangan, dimana dalam kontestasi politik sedang memperebutkan posisi Bali satu,” kata Made Muliawan Arya atau dikenal De Gadjah, di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan nomor urut ini selaras dengan Partai Gerindra dan koalisinya yang ingin linear satu jalur dengan pemerintahan Prabowo-Gibran di pusat.
Diketahui saat KPU Bali memulai tahapan pengundian nomor urut terlebih dahulu Putu Agus Suradnyana mengambil nomor undian dan mendapat nomor satu sementara di kubu sebelah Nyoman Giri Prasta mendapat nomor undian 14.
KPU kemudian mempersilahkan nomor undian terkecil yaitu Mulia-PAS mengambil selongsong merah marun terlebih dahulu, dan saat dibuka mereka berhasil mendapat nomor urut satu sementara Wayan Koster-Giri Prasta nomor urut dua.
Kerap menggaungkan satu jalur dan satu komando, De Gadjah menjelaskan bahwa pemimpin daerah yang linear dengan pemerintah pusat akan berdampak positif bagi pembangunan daerah.
“Pembangunan Bali saat ini membutuhkan uluran tangan pusat, karena kita tahu APBD Bali tidak mampu untuk membangun Bali dengan proyek-proyek strategis yang dibutuhkan rakyat,” ujarnya.
Paket yang diusung Partai Gerindra, Partai NasDem, PKS, PAN, Partai Golkar, Partai Demokrat, PKN, dan PSI ini telah merancang apabila terpilih maka APBD Bali akan difokuskan untuk mengentaskan kemiskinan, pendidikan, pertanian, dan kesehatan.
Sementara, untuk pembangunan infrastruktur seperti Bandara Bali Utara dan jalan tol hendak diserahkan ke pusat.
“Jadi itu yang kami maksud bagaimana satu jalur, satu komando, untuk satu tujuan, nantinya kami akan menjadi selain kepala daerah, juga wakil pemerintah pusat, jadi wajib satu komando dan satu linear,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024