Forum Human Capital Indonesia (FHCI) menggelar Employee and Industrial Relations Conference (EIRC) 2024 untuk mendukung akselerasi transformasi sumber daya manusia (SDM) di BUMN.
“Kami terus melakukan perbaikan di BUMN, dari sisi tata kelola, proses bisnis dan tidak lupa sumber daya manusianya. Aspek SDM yang ditransformasi salah satunya adalah hubungan perusahaan dan pekerja,” kata Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata, di sela EIRC 2024, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Menurut dia, pemerintah memberikan perhatian lebih kepada hubungan perusahaan dengan pekerjanya, karena di balik kinerja perusahaan yang optimal, ada kontribusi pekerja yang mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk perusahaan.
Selain itu, ia mengharapkan badan usaha milik negara (BUMN) juga diharapkan saling menjaga dan saling kolaborasi sesama BUMN yang saat ini jumlahnya mencapai 41 perusahaan.
“FHCI ini harapannya menjadi akselerator untuk komunikasi lebih baik, saling belajar sesama BUMN. Ada (perusahaan) yang sudah bagus, ada yang perlu dikembangkan. Ini peran kami merangkul semua perusahaan menjadi lebih baik,” katanya lagi.
Ketua Umum FHCI Agus Dwi Handaya mendukung upaya transformasi yang diinisiasi bersama Kementerian BUMN yakni Human Capital Architecture (Arsitektur SDM) yang memperkuat nilai dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK).
Arsitektur itu menjadi kerangka berpikir kepada seluruh BUMN menyangkut pilar-pilar yang perlu menjadi perhatian untuk transformasi SDM, salah satunya terkait hubungan perusahaan dan pekerja.
Menurut dia, arsitektur SDM itu menjadi panduan perusahaan yang mengandung empat inti, delapan pilar, dan lima penggerak (enabler).
Empat inti itu, yakni tujuan, inti nilai, proposisi nilai, strategi bisnis-SDM.
Kemudian, delapan pilar meliputi budaya dan desain organisasi, akuisisi talenta dan perencanaan tenaga kerja, pengembangan kapasitas dan pembelajaran, manajemen karier dan talenta, suksesi dan kepemimpinan, manajemen kinerja, manajemen benefit dan kompensasi, serta hubungan perusahaan dan karyawan.
Selanjutnya, lima penggerak itu, yakni manajemen perubahan dan komunikasi SDM, model operasi SDM, kapabilitas tim SDM, tata kelola SDM, serta analisis masyarakat dan teknologi SDM.
"8 pilar HC Architecture ini akan memperkuat implementasi AKHLAK dalam perilaku sehari-hari insan BUMN di setiap perusahaan," kata Agus Dwi Handaya yang sekaligus Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri itu.
Ia juga menerangkan tujuan dari konferensi yang digelar Kementerian BUMN, FHCI, dan Pertamina itu untuk mengajak pimpinan bidang SDM agar meningkatkan hubungan harmonis dengan karyawan, sehingga menemukan titik keseimbangan antara kesejahteraan karyawan dan kinerja perusahaan.
Konferensi itu dihadiri oleh para direktur BUMN yang membawahi tugas bidang SDM termasuk Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Nina Kurnia Dewi.
Baca juga: Agus Dwi Handaya didaulat jadi Ketua Umum FHCI 2024-2027
Baca juga: Erick ajak FHCI buat "peta jalan" pekerjaan BUMN yang terdisrupsi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Kami terus melakukan perbaikan di BUMN, dari sisi tata kelola, proses bisnis dan tidak lupa sumber daya manusianya. Aspek SDM yang ditransformasi salah satunya adalah hubungan perusahaan dan pekerja,” kata Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata, di sela EIRC 2024, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Menurut dia, pemerintah memberikan perhatian lebih kepada hubungan perusahaan dengan pekerjanya, karena di balik kinerja perusahaan yang optimal, ada kontribusi pekerja yang mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk perusahaan.
Selain itu, ia mengharapkan badan usaha milik negara (BUMN) juga diharapkan saling menjaga dan saling kolaborasi sesama BUMN yang saat ini jumlahnya mencapai 41 perusahaan.
“FHCI ini harapannya menjadi akselerator untuk komunikasi lebih baik, saling belajar sesama BUMN. Ada (perusahaan) yang sudah bagus, ada yang perlu dikembangkan. Ini peran kami merangkul semua perusahaan menjadi lebih baik,” katanya lagi.
Ketua Umum FHCI Agus Dwi Handaya mendukung upaya transformasi yang diinisiasi bersama Kementerian BUMN yakni Human Capital Architecture (Arsitektur SDM) yang memperkuat nilai dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK).
Arsitektur itu menjadi kerangka berpikir kepada seluruh BUMN menyangkut pilar-pilar yang perlu menjadi perhatian untuk transformasi SDM, salah satunya terkait hubungan perusahaan dan pekerja.
Menurut dia, arsitektur SDM itu menjadi panduan perusahaan yang mengandung empat inti, delapan pilar, dan lima penggerak (enabler).
Empat inti itu, yakni tujuan, inti nilai, proposisi nilai, strategi bisnis-SDM.
Kemudian, delapan pilar meliputi budaya dan desain organisasi, akuisisi talenta dan perencanaan tenaga kerja, pengembangan kapasitas dan pembelajaran, manajemen karier dan talenta, suksesi dan kepemimpinan, manajemen kinerja, manajemen benefit dan kompensasi, serta hubungan perusahaan dan karyawan.
Selanjutnya, lima penggerak itu, yakni manajemen perubahan dan komunikasi SDM, model operasi SDM, kapabilitas tim SDM, tata kelola SDM, serta analisis masyarakat dan teknologi SDM.
"8 pilar HC Architecture ini akan memperkuat implementasi AKHLAK dalam perilaku sehari-hari insan BUMN di setiap perusahaan," kata Agus Dwi Handaya yang sekaligus Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri itu.
Ia juga menerangkan tujuan dari konferensi yang digelar Kementerian BUMN, FHCI, dan Pertamina itu untuk mengajak pimpinan bidang SDM agar meningkatkan hubungan harmonis dengan karyawan, sehingga menemukan titik keseimbangan antara kesejahteraan karyawan dan kinerja perusahaan.
Konferensi itu dihadiri oleh para direktur BUMN yang membawahi tugas bidang SDM termasuk Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Nina Kurnia Dewi.
Baca juga: Agus Dwi Handaya didaulat jadi Ketua Umum FHCI 2024-2027
Baca juga: Erick ajak FHCI buat "peta jalan" pekerjaan BUMN yang terdisrupsi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024