Denpasar (Antara Bali) - Ratusan ogoh-ogoh, boneka dalam berbagai bentuk dan ukuran mulai berjejer di sepanjang jalan di Kota Denpasar dan sekitarnya, setelah dikeluarkan dari balai banjar, tempat karya seni itu dibuat, Senin pagi sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas.

Anak-anak muda di masing-masing banjar sejak pagi sudah sibuk untuk melengkapi ogoh-ogoh itu dengan bambu atau kayu sebagai tempat pegangan untuk nantinya menggotong dan diarak secara beramai-ramai.

Sebagian ogoh-ogoh itu ada yang dilengkapi dengan roda yang diatur sedemikian rupa, sehingga tidak begitu banyak menghabiskan energi dalam menempuh rute yang akan dilalui.

Meskipun dilengkapi dengan roda, kelompok anak-anak remaja itu sudah mengantisipasinya untuk mudah diangkat guna digotong kembali untuk "ditarikan" mengikuti alunan irama musik gong blaganjur yang mengiringinya.

Sementara beberapa ogoh-ogoh yang akan diarak setingkat anak sekolah dasar (SD) yang tidak diiringi gong blaganjur dilengkapi dengan tape rekorder dengan suara yang keras.

Anak-anak muda hampir di setiap banjar dalam Kota Denpasar maupun kabupaten lainnya di Bali membuat ogoh-ogoh yang diarak keliling banjar dan desa pada malam pengrupukan, sehari menjelang Hari Suci Nyepi tahun Baru Saka 1935, pada hari Selasa.

Oleh sebab itu masyarakat pemakai lalu lintas diimbau dapat menyadari kondisi yang demikian itu, lebih-lebih setelah dimulainya arak-arakan ogoh-ogoh lalu lintas akan melumpuhkan di mana-mana dalam Kota Denpasar maupun tempat lainnya di Bali. (*/ADT)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013