Pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus menyampaikan terma kasih atas keramahtamahan masyarakat Indonesia dalam menyambut kehadirannya.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi yang melaporkan hasil pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Paus Fransiskus di veranda belakang Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
"Sri Paus antara lain menyampaikan bahwa pertama tentunya terima kasih atas keramahtamahan yang diberikan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyambut kehadiran Sri Paus ke Indonesia," kata Retno memberi keterangan pers di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu.
Retno yang turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan itu menyampaikan bahwa Paus Fransiskus juga menekankan soal perbedaan yang dapat dimaknai sebagai sebuah anugerah.
"Setiap orang memiliki kekhasan dan karena masing-masing kekhasan itulah maka dapat berbentuk sebuah simfoni yang baik," ucap Retno.
Paus Fransiskus, lanjut dia, juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki keragaman yang sangat luar biasa dan dapat menjadi contoh dunia. Keberagaman itu justru dapat menciptakan kehidupan yang damai.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus selaku pemimpin umat Katolik dunia melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada bulan September 2024. Ada empat negara yang bakal dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada tanggal 3 hingga 6 September 2024.
Perjalanan ke kawasan Asia Pasifik selama 11 hari atau tepatnya pada tanggal 3—13 September 2024 akan menjadi lawatan terlama Bapa Suci berusia 87 tahun itu sejak 11 tahun memimpin umat Katolik.
Terpilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang yang dikunjungi Paus Fansiskus lantaran di negeri dengan berpenduduk 279 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam ini, populasi pemeluk Kristen sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antaranya adalah umat Katolik.
Baca juga: Paus Fransiskus kagum dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika punya Indonesia
Baca juga: Presiden Jokowi nilai kunjungan Sri Paus miliki pesan kuat rayakan perbedaan
Baca juga: Presiden Joko Widodo apresiasi Vatikan terus serukan perdamaian di Palestina
Baca juga: Presiden Joko Widodo dan Paus Fransiskus lakukan "veranda talk" di Istana Merdeka
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi yang melaporkan hasil pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Paus Fransiskus di veranda belakang Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
"Sri Paus antara lain menyampaikan bahwa pertama tentunya terima kasih atas keramahtamahan yang diberikan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyambut kehadiran Sri Paus ke Indonesia," kata Retno memberi keterangan pers di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu.
Retno yang turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan itu menyampaikan bahwa Paus Fransiskus juga menekankan soal perbedaan yang dapat dimaknai sebagai sebuah anugerah.
"Setiap orang memiliki kekhasan dan karena masing-masing kekhasan itulah maka dapat berbentuk sebuah simfoni yang baik," ucap Retno.
Paus Fransiskus, lanjut dia, juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki keragaman yang sangat luar biasa dan dapat menjadi contoh dunia. Keberagaman itu justru dapat menciptakan kehidupan yang damai.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus selaku pemimpin umat Katolik dunia melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada bulan September 2024. Ada empat negara yang bakal dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada tanggal 3 hingga 6 September 2024.
Perjalanan ke kawasan Asia Pasifik selama 11 hari atau tepatnya pada tanggal 3—13 September 2024 akan menjadi lawatan terlama Bapa Suci berusia 87 tahun itu sejak 11 tahun memimpin umat Katolik.
Terpilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang yang dikunjungi Paus Fansiskus lantaran di negeri dengan berpenduduk 279 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam ini, populasi pemeluk Kristen sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antaranya adalah umat Katolik.
Baca juga: Paus Fransiskus kagum dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika punya Indonesia
Baca juga: Presiden Jokowi nilai kunjungan Sri Paus miliki pesan kuat rayakan perbedaan
Baca juga: Presiden Joko Widodo apresiasi Vatikan terus serukan perdamaian di Palestina
Baca juga: Presiden Joko Widodo dan Paus Fransiskus lakukan "veranda talk" di Istana Merdeka
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024