Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Bali, memberikan pelatihan pemasaran digital kepada pengelola desa wisata dan destinasi wisata agar dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran destinasi pariwisata setempat.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Ni Luh Putu Riyastiti di Denpasar, Rabu, mengatakan salah satu kendala yang dihadapi oleh desa wisata terkait dengan pemetaan potensi agar tahu arah pengembangan ke depan.
"Hal ini karena tidak semua desa berpotensi sebagai desa wisata. Oleh karena itu, kami libatkan camat, perbekel/lurah dalam sosialisasi-sosialisasi terkait pengembangan desa wisata," ucapnya.
Riyastiti menambahkan perkembangan teknologi digital telah mengubah lanskap pariwisata secara drastis, namun masih banyak pengelola desa wisata maupun pokdarwis (kelompok sadar wisata) yang masih belum memaksimalkan pemanfaatan potensi dalam pemasaran digital melalui sosial media yang ada.
Saat ini di Kota Denpasar terdapat enam desa wisata yaitu Desa Sanur, Desa Sanur Kaja, Desa Sanur Kauh, Desa Penatih, Desa Serangan dan Desa Kesiman Kertalangu.
Baca juga: Pemkot Denpasar tingkatkan kemampuan pengelola desa wisata
Pelatihan pemasaran digital digelar di dua lokasi yang berbeda, yakni hari Selasa dan Rabu (20/8 dan 21/8 ) berlokasi di City of Aventus Hotel, sedangkan pada hari Kamis (22/8) diadakan di The Amora Bali, Kintamani, dengan dua narasumber dari tim Primakara University dan tim The Amora Bali.
"Ke depan, kami bersinergi dengan Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi), camat, desa/lurah dan pokdarwis untuk mulai memetakan potensi yang ada di masing-masing desa/kelurahan guna mengembangkan desa wisata," ucap Riyastiti.
Menurut dia, banyak yang harus dipersiapkan, mulai dari regulasi, sarana prasarana, dan sumber daya manusia yang berkomitmen.
Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede Suyasa menambahkan, pihaknya berusaha memaksimalkan segala potensi yang ada untuk meningkatkan daya tarik wisata khususnya di Kota Denpasar.
"Dengan memanfaatkan pemasaran digital melalui sosial media, berarti memberikan kesempatan kepada pengelola desa wisata atau pokdarwis untuk belajar dan meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan promosi desa wisata yang lebih menarik," katanya.
Pihaknya berharap melalui pelatihan pemasaran digital ini dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelola destinasi dan daya tarik wisata agar dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran pariwisata.
Baca juga: Pemkot Denpasar beri pelatihan bisnis ke pengelola objek wisata
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Ni Luh Putu Riyastiti di Denpasar, Rabu, mengatakan salah satu kendala yang dihadapi oleh desa wisata terkait dengan pemetaan potensi agar tahu arah pengembangan ke depan.
"Hal ini karena tidak semua desa berpotensi sebagai desa wisata. Oleh karena itu, kami libatkan camat, perbekel/lurah dalam sosialisasi-sosialisasi terkait pengembangan desa wisata," ucapnya.
Riyastiti menambahkan perkembangan teknologi digital telah mengubah lanskap pariwisata secara drastis, namun masih banyak pengelola desa wisata maupun pokdarwis (kelompok sadar wisata) yang masih belum memaksimalkan pemanfaatan potensi dalam pemasaran digital melalui sosial media yang ada.
Saat ini di Kota Denpasar terdapat enam desa wisata yaitu Desa Sanur, Desa Sanur Kaja, Desa Sanur Kauh, Desa Penatih, Desa Serangan dan Desa Kesiman Kertalangu.
Baca juga: Pemkot Denpasar tingkatkan kemampuan pengelola desa wisata
Pelatihan pemasaran digital digelar di dua lokasi yang berbeda, yakni hari Selasa dan Rabu (20/8 dan 21/8 ) berlokasi di City of Aventus Hotel, sedangkan pada hari Kamis (22/8) diadakan di The Amora Bali, Kintamani, dengan dua narasumber dari tim Primakara University dan tim The Amora Bali.
"Ke depan, kami bersinergi dengan Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi), camat, desa/lurah dan pokdarwis untuk mulai memetakan potensi yang ada di masing-masing desa/kelurahan guna mengembangkan desa wisata," ucap Riyastiti.
Menurut dia, banyak yang harus dipersiapkan, mulai dari regulasi, sarana prasarana, dan sumber daya manusia yang berkomitmen.
Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede Suyasa menambahkan, pihaknya berusaha memaksimalkan segala potensi yang ada untuk meningkatkan daya tarik wisata khususnya di Kota Denpasar.
"Dengan memanfaatkan pemasaran digital melalui sosial media, berarti memberikan kesempatan kepada pengelola desa wisata atau pokdarwis untuk belajar dan meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan promosi desa wisata yang lebih menarik," katanya.
Pihaknya berharap melalui pelatihan pemasaran digital ini dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelola destinasi dan daya tarik wisata agar dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran pariwisata.
Baca juga: Pemkot Denpasar beri pelatihan bisnis ke pengelola objek wisata
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024