Denpasar (Antara Bali) - Ratusan "ogoh-ogoh" atau patung raksasa berwujud menyeramkan di Denpasar mulai dinilai oleh tim penilai dalam parade "ogoh-ogoh" menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1935 yang jatuh pada 12 Maret mendatang.
    
"Kami menilai dari beberapa segi salah satunya dari tema atau pesan yang disampaikan melalui 'ogoh-ogoh' yakni menghilangkan sifat 'Bhuta Kala'," kata Ketua Panitia Pelaksana Parade "Ogoh-ogoh" Kota Denpasar, I Nyoman Astita, saat menilai "ogoh-ogoh" di Banjar Pande di Denpasar, Sabtu.
    
Menurut dia, selain tema dan pesan, kesan artistik ukiran khas Pulau Dewata juga menjadi kriteria penilaian.
    
Tim penilai mengunjungi 57 Banjar yang ada di Kecamatan Denpasar Timur dan selanjutnya akan dilanjutkan ke beberapa banjar yang ada di tiga kecamatan lainnya dengan total sebanyak 169 Banjar.
    
Sementara itu Ketua Sekaa Teruna-Teruni Dharma Putra Banjar Pande, Wayan Agus Budi Setiawan mengatakan bahwa tema yang diangkat dalam kreasi patung raksasa itu adalah kemenangan
Dharma melawan Adharma yang digambarkan melalui kekalahan Prabu Mayadenawa yang dikenal tamak.

"Kami mengangkat tema itu karena kebetulan Hari Raya Nyepi berlangsung cukup berdekatan dengan Hari Raya Galungan yang mengilhami kemenangan Dharma melawan Adharma," ujarnya. (DWA/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013