Senyum sumringah terpancar dari wajah sosok pria enerjik Ketut Nara (56), seorang petani cengkeh begitu melihat ratusan pohon tanaman ekonomis miliknya berbuah lebat dengan jumlah tandan yang padat di Dusun Witajati, Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

Sosok pria pekerja keras mengembangkan perkebunan cengkeh seluas satu hektare  merasa sangat bersyukur, karena hasil panen cengkeh yang merupakan warisan orang tuanya setiap tahun cenderung mengalami peningkatan dan tidak pernah sampai gagal panen.

Suami Komang Artini (53) mengungkapkan, mulai menggarap lahan kebun cengkeh tersebut sejak tahun 1994 atau 30 tahun yang silam. Dalam mengembangkan tanaman cengkeh, sosok ayah dua orang anak yang selalu tampil enerjik ini mengatakan, rutin berkomunikasi dengan petugas Dinas Perkebunan Kabupaten Buleleng, dalam mengembangkan tanaman cengkeh saat menjadi ketua Kelompok Tani Sari Luwih Merta Jati Desa Selat.

Menurut Ketut Nara, saat ini dalam budidaya tanaman cengkeh menggunakan pupuk organik padat Bokashi Kotaku yang merupakan produksi dari PT Songgolangit Persada (SLP). Bagi petani cengkeh, pupuk organik Bokashi Kotaku sudah tidak asing lagi, karena sebagian besar petani cengkeh khususnya di wilayah Kabupaten Buleleng pernah menggunakannya.

"Sejak tahun 2018, saya mengenal pupuk organik Bokashi Kotaku dan menggunakannya sampai sekarang," ujar Ketut Nara yang juga staf BUMDes Desa Selat, Buleleng. 

Ia mengaku, dalam  tiga tahun belakangan ini secara konsisten menggunakan pupuk Bokashi Kotaku, karena manfaatnya semakin kelihatan dalam perbaikan tanah, pertumbuhan tanaman sehingga memberikan hasil panen yang menggembirakan.

Pada lahan kebun seluas satu hectare berisi tanaman cengkeh sekitar 200 pohon dipupuk menggunakan Bokashi Kotaku yang dalam setiap pohon diberikan pupuk sebanyak 20 kilogram.

Ia menerapkan sistem pemupukan dengan istilah Omar yaitu pemupukan dilakukan pada bulan Oktober-Maret dilakukan dua kali, sebelum dan sesudah musim penghujan.

Dari hasil pengamatannya menggunakan pupuk organik padat Bokashi Kotaku, membuat pH tanahnya cukup stabil di atas angka 6. "Pengaruh hasil panen tanaman cengkeh tidak lepas dari kualitas pH tanah, jika pH tanah bagus tidak memerlukan banyak pupuk, kecuali kalau pH tanah di bawah 5 baru harus ditambahkan banyak pupuk," ujarnya.

Melihat hasil positif tersebut, Ketut Nara menjadi lebih yakin untuk terus menerapkan pupuk organik dalam merawat kebun cengkeh, karena memberikan hasil yang cukup menggembirakan, dimana setiap tahun selalu mendapatkan hasil yang cenderung stabil dan kesehatan tanaman cengkeh pasca panen juga tetap terjaga karena nutrisi tercukupi.

Ia menambahkan, menggunakan pupuk organik juga merupakan salah satu anjuran atau program dari Dinas Perkebunan Kabupaten Buleleng, disamping untuk mendapatkan hasil panen yang konsisten juga sebagai misi untuk menyelamatkan lingkungan.

"Memang penggunaan pupuk organik dampaknya sangat positif, selain bagus sebagai pembenah tanah, pertumbuhan tanaman cukup sehat," ujarnya. 

Pemakaian pupuk organik secara berkesinambungan membuat tanah menjadi gembur, perakaran tanaman berkembang baik, secara biologis dan fisik bagus sehingga pertumbuhan dan hasil panen sesuai harapan.

Melihat akan hasil positif yang diperoleh dalam penerapan pupuk organik padat Bokashi Kotaku, Ketut Nara juga melakukan inovasi dengan membuat pupuk organik bokashi cair untuk menunjang pertumbuhan tanaman cengkeh demi hasil yang terus meningkat.

Dalam pembuatan pupuk organik cair Bokashi Kotaku, ia mengunakan bak penampungan seluas 4 meter dengan tinggi 1 meter. Adapun bahan yang ia gunakan meliputi pupuk Bokashi Kotaku sebanyak 4 zak kemasan 30 kg, 4 liter Effektive Microorganisme 4 (EM4), 4 liter molase (tetes tebu) dan tambahan kotoran kambing.

Semua bahan tersebut dituangkan ke dalam bak dan direndam selama tiga hari. Pada hari ke empat dilakukan pengadukan hingga merata. Setelah semua tercampur merata pupuk organik cair tersebut sudah dapat diaplikasikan langsung ke tanaman cengkeh.

"Ini sangat simpel sekali dalam pengaplikasian ke tanaman, karena tinggal membuka kran yang ada pada bak penampungan yang telah dihubungkan selang langsung kocor ke bawah tanaman cengkeh. Penyemprotan pada tanaman cengkeh ia dilakukan pada sore hari dari pukul 18.00-20.00 Wita," ujarnya.

Penambahan pupuk organik cair cukup penting karena di dalam proses reaksi pupuk organik ada yang lambat ada yang cepat. Dengan menambahkan kelembaban dan nutrisi yang siap serap, dapat mempercepat proses pemulihan tanaman. 

Umumnya pasca panen, tanaman itu harus segera memulihkan kondisinya supaya bisa bersiap ke fase berikutnya agar tidak dalam kondisi kekurangan/kehabisan nutrisi. 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024