DPD Partai Gerindra Bali menyatakan lebih mengutamakan visi yang linear dengan program pemerintahan Prabowo-Gibran daripada Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun (Bali Era Baru 2025-2125).
Hal ini disampaikan Ketua DPD Partai Gerindra Bali Made Muliawan Arya saat disinggung soal rencana KPU Bali mewajibkan calon peserta Pilkada Serentak 2024 mengusung visi misi sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan.
De Gadjah, sapaannya, di Denpasar, Selasa, mengatakan bahwa Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 dibentuk Wayan Koster di masa kepemimpinannya, sehingga apabila tidak satu koalisi saat pilkada nanti maka Partai Gerindra akan membuat sendiri.
“Visi misi 100 Tahun Haluan Bali Itu kan punya Pak Koster, kalau kami koalisi kan kami juga pakai itu, tapi kalau tidak koalisi di provinsi kan ya buat saja visi misinya yang sesuai dengan program Prabowo-Gibran,” kata dia.
Saat ini, KPU Bali bersama Bapenda sedang menggodok pembentukan visi misi calon kepala daerah di provinsi maupun kabupaten/kota.
Visi misi tersebut dipastikan harus sejalan dengan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, sebab perda tersebut merupakan bagian dari rancangan pembangunan jangka panjang daerah.
Baca juga: Gerindra Bali: Caleg terpilih sudah serahkan laporan kekayaan ke KPU
KPU Bali menegaskan bahwa visi tersebut tidak untuk menguntungkan petahana, sehingga setiap calon peserta Pilkada Serentak 2024 di Bali akan diberi pemahaman rinci agar tinggal menambahkan misi atau program yang sejalan dengan haluan tersebut.
Sementara itu, DPD Partai Gerindra Bali lebih berpikir bagaimana upaya calon kepala daerah yang mereka usung nantinya memajukan Bali pada tahun 2048 atau sejalan dengan visi Indonesia Emas.
“Saya sih lebih berpikir ke 2024-2048 Indonesia emas biar Bali maju menuju Bali emas, saya lebih berpikir target 2048, ya mengikuti pusat kalau kita sendiri bikin program presidennya kan belum tentu setuju,” kata De Gadjah.
Partai Gerindra yang saat ini bersama koalisi Indonesia emas (KIM) sendiri belum menentukan siapa kepala daerah yang akan diusung di Bali maupun kabupaten/kota.
Nama Wayan Koster yang menggagas 100 Tahun Bali Era Baru juga tidak diabaikan, sebab De Gadjah akan mengikuti arahan pusat atau Prabowo Subianto terkait pilkada nanti.
“Kami KIM dengan merah (PDIP) atau melawan merah, tidak tau, kami politik bersatu sama siapa saja politik terbuka, yang penting kalau sudah jadi (menang) untuk rakyat bukan golongan dan saya komitmen saya boleh dikritik,” ujarnya.
Baca juga: Gerindra: Paket Ambara-Adi Pilwali Denpasar pilihan Prabowo Kaesang
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Hal ini disampaikan Ketua DPD Partai Gerindra Bali Made Muliawan Arya saat disinggung soal rencana KPU Bali mewajibkan calon peserta Pilkada Serentak 2024 mengusung visi misi sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan.
De Gadjah, sapaannya, di Denpasar, Selasa, mengatakan bahwa Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 dibentuk Wayan Koster di masa kepemimpinannya, sehingga apabila tidak satu koalisi saat pilkada nanti maka Partai Gerindra akan membuat sendiri.
“Visi misi 100 Tahun Haluan Bali Itu kan punya Pak Koster, kalau kami koalisi kan kami juga pakai itu, tapi kalau tidak koalisi di provinsi kan ya buat saja visi misinya yang sesuai dengan program Prabowo-Gibran,” kata dia.
Saat ini, KPU Bali bersama Bapenda sedang menggodok pembentukan visi misi calon kepala daerah di provinsi maupun kabupaten/kota.
Visi misi tersebut dipastikan harus sejalan dengan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, sebab perda tersebut merupakan bagian dari rancangan pembangunan jangka panjang daerah.
Baca juga: Gerindra Bali: Caleg terpilih sudah serahkan laporan kekayaan ke KPU
KPU Bali menegaskan bahwa visi tersebut tidak untuk menguntungkan petahana, sehingga setiap calon peserta Pilkada Serentak 2024 di Bali akan diberi pemahaman rinci agar tinggal menambahkan misi atau program yang sejalan dengan haluan tersebut.
Sementara itu, DPD Partai Gerindra Bali lebih berpikir bagaimana upaya calon kepala daerah yang mereka usung nantinya memajukan Bali pada tahun 2048 atau sejalan dengan visi Indonesia Emas.
“Saya sih lebih berpikir ke 2024-2048 Indonesia emas biar Bali maju menuju Bali emas, saya lebih berpikir target 2048, ya mengikuti pusat kalau kita sendiri bikin program presidennya kan belum tentu setuju,” kata De Gadjah.
Partai Gerindra yang saat ini bersama koalisi Indonesia emas (KIM) sendiri belum menentukan siapa kepala daerah yang akan diusung di Bali maupun kabupaten/kota.
Nama Wayan Koster yang menggagas 100 Tahun Bali Era Baru juga tidak diabaikan, sebab De Gadjah akan mengikuti arahan pusat atau Prabowo Subianto terkait pilkada nanti.
“Kami KIM dengan merah (PDIP) atau melawan merah, tidak tau, kami politik bersatu sama siapa saja politik terbuka, yang penting kalau sudah jadi (menang) untuk rakyat bukan golongan dan saya komitmen saya boleh dikritik,” ujarnya.
Baca juga: Gerindra: Paket Ambara-Adi Pilwali Denpasar pilihan Prabowo Kaesang
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024