Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Bali, meminta warga setempat tetap menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), meskipun kasus demam berdarah dengue (DBD) di kota itu sudah menunjukkan tren penurunan sejak bulan Juni 2024.

"Kasus DBD sudah menurun, tetapi memang masih ada kasus. Selain karena jarang hujan, masyarakat mungkin juga sudah mulai sadar dengan pemberantasan sarang nyamuk," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Agung Candrawati, di Denpasar, Selasa.

Jumlah kasus DBD di Kota Denpasar dari Januari hingga 13 Juli 2024 tercatat sebanyak 1.092 kasus. Jumlah kasus DBD melonjak pada bulan April 2024 sebanyak 288 kasus dan puncaknya pada Mei 2024 sebanyak 376 kasus.

Pada Juni 2024, kasus DBD sudah turun menjadi sebanyak 195 kasus, sedangkan pada bulan Juli hingga 13 Juli 2024, tercatat ada 35 kasus DBD.

Baca juga: Pemkab Gianyar berantas sarang nyamuk karena kasus DBD meningkat

Sementara itu, sebanyak 10 desa/kelurahan di Kota Denpasar dengan kasus DBD tertinggi sampai dengan 13 Juli 2024 yakni Kelurahan Sesetan (100 kasus), Desa Pemecutan Klod (80), Desa Ubung Kaja (75), Desa Pemecutan Kaja (63), Kelurahan Padangsambian (60), Kelurahan Panjer (52), Kelurahan Pedungan (38), Desa Sanur Kauh (37), Kelurahan Sanur (37), dan Desa Sidakarya (35).

Candrawati menambahkan, saat ini selain kesadaran masyarakat yang meningkat, juga didukung oleh peran kepala desa/kelurahan, kepala lingkungan/kepala dusun yang turut serta mengedukasi masyarakat.

"Seringkali ketika ada kasus DBD dan petugas turun ke lapangan, ternyata tidak ada jentik di rumahnya. Mungkin saja mereka kena DBD dari luar karena mobilitas tinggi," ujarnya.

Baca juga: Dinkes Kota Denpasar minta warganya gencarkan PSN tekan DBD

Candrawati mengatakan jajarannya terus melakukan edukasi terkait pentingnya PSN dan pencegahan kasus DBD melalui puskesmas, turun ke banjar-banjar (dusun). dan melalui media sosial.

"Saya lihat dengan berbagai upaya edukasi tersebut, memicu peningkatan kesadaran masyarakat untuk melakukan PSN, walaupun di sisi lain memang masih ada yang belum paham," ujarnya.

Pihaknya juga mengedukasi masyarakat terkait fogging (pengasapan) karena masih banyak warga yang meminta dilakukan pengasapan, padahal setelah dilakukan survei ternyata tidak ditemukan jentik.

"Kami selalu mengedukasi masyarakat bahwa fogging itu untuk membunuh nyamuk dewasa. Jika tidak ada jentik, kemungkinan tidak ada nyamuk dewasa, sehingga fogging tidak diperlukan" ucap Candrawati.
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024