Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali segera membentuk posko bagi anak putus sekolah pada tahun ajaran mendatang sesuai anjuran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Kami siap untuk membuka posko tersebut dan tentu bekerja sama dengan Disdikpora kabupaten/kota di provinsi ini," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Gede Sujaya di Denpasar, Senin.
Menurut dia, kalaupun program itu dananya nanti tidak diberikan dari pemerintah pusat, maka pihakya akan berupaya menganggarkan melalui APBD Bali perubahan tahun anggaran 2013.
Sebelumnya Mendikbud M Nuh mengajak para kepala dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota agar membuka posko sebagai upaya untuk mengurangi angka putus sekolah di Indonesia. Dari upaya pembuatan posko ini, diharapkan agar anak-anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan dapat terpetakan sehingga bantuan yang disalurkan tepat sasaran.
Sementara itu jumlah siswa putus sekolah pada 2012 di Pulau Dewata sebanyak 1.407 orang yang tersebar di berbagai kabupaten/kota. Rincian mereka yang putus sekolah untuk jenjang SD/MI sebanyak 536 siswa, SMP/MTs sejumlah 368 siswa, SMA/MA sebanyak 178 siswa dan 325 orang untuk jenjang SMK.
"Siswa putus sekolah yang terbesar ada di Karangasem, yakni untuk jenjang SD saja mencapai 340. Sedangkan untuk SMP dan SMA yang putus sekolah mayoritas dari Kabupaten Buleleng. Di daerah itu ada 155 siswa untuk SMP, dan 60 siswa jenjang SMA," ujarnya.
Sedangkan pada tingkat SMK, mayoritas siswa putus sekolah justru berasal dari mereka yang mengenyam pendidikan di Kota Denpasar yakni sebanyak 132 siswa. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kami siap untuk membuka posko tersebut dan tentu bekerja sama dengan Disdikpora kabupaten/kota di provinsi ini," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Gede Sujaya di Denpasar, Senin.
Menurut dia, kalaupun program itu dananya nanti tidak diberikan dari pemerintah pusat, maka pihakya akan berupaya menganggarkan melalui APBD Bali perubahan tahun anggaran 2013.
Sebelumnya Mendikbud M Nuh mengajak para kepala dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota agar membuka posko sebagai upaya untuk mengurangi angka putus sekolah di Indonesia. Dari upaya pembuatan posko ini, diharapkan agar anak-anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan dapat terpetakan sehingga bantuan yang disalurkan tepat sasaran.
Sementara itu jumlah siswa putus sekolah pada 2012 di Pulau Dewata sebanyak 1.407 orang yang tersebar di berbagai kabupaten/kota. Rincian mereka yang putus sekolah untuk jenjang SD/MI sebanyak 536 siswa, SMP/MTs sejumlah 368 siswa, SMA/MA sebanyak 178 siswa dan 325 orang untuk jenjang SMK.
"Siswa putus sekolah yang terbesar ada di Karangasem, yakni untuk jenjang SD saja mencapai 340. Sedangkan untuk SMP dan SMA yang putus sekolah mayoritas dari Kabupaten Buleleng. Di daerah itu ada 155 siswa untuk SMP, dan 60 siswa jenjang SMA," ujarnya.
Sedangkan pada tingkat SMK, mayoritas siswa putus sekolah justru berasal dari mereka yang mengenyam pendidikan di Kota Denpasar yakni sebanyak 132 siswa. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013