Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, menawarkan investasi sektor pariwisata ke para pelaku usaha di wilayah tengah dan Utara untuk memberikan pemerataan ekonomi di daerah tersebut.
"Kami harapkan investor tidak hanya konsentrasi di wilayah selatan tapi beralih ke tengah dan utara," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Badung Ida Bagus Gede Arjana di Seminyak, Bali, Rabu.
Kabupaten dengan luas 418,52 kilometer persegi itu, kata dia, terbagi dalam tiga daya tarik ekonomi yang bisa dikelola yakni wisata pantai di wilayah Selatan, pertanian di bagian tengah dan perkebunan di bagian Utara.
Salah satu potensi wisata yang bisa digenjot yakni wisata agro di bagian utara Kabupaten Badung salah satunya di daerah Pelaga, Kecamatan Petang yang berhawa sejuk, berada di atas ketinggian di atas 700 meter di atas permukaan laut.
Meski begitu, wilayah yang paling banyak menyedot kunjungan wisatawan baik dalam dan luar negeri adalah bagian Selatan Kabupaten Badung.
Baca juga: Pemkab Badung tingkatkan karakter budaya antikorupsi ASN
Wilayah itu yakni tersebar di Kecamatan Kuta, Kuta Utara dan Kuta Selatan misalnya Kuta, Legian, Seminyak, Nusa Dua dan Canggu yang saat ini menjelma menjadi destinasi wisata kekinian.
"Itu yang membuat investor mempertimbangkan untuk berinvestasi di wilayah Selatan," ucapnya.
Pihaknya berupaya menarik investasi di wilayah tengah dan utara salah satunya melalui Mal Pelayanan Publik serta kemudahan perizinan berbasis daring (online single submission/OSS).
"Untuk investasi pendirian objek wisata baru, didukung penuh oleh Pemkab. Kami upayakan semudah mungkin karena mal pelayanan publik dibuka untuk proses perizinan paling mudah kepada investor," ucapnya.
Investasi di wilayah Kabupaten Badung tergolong menonjol dibandingkan daerah lain di Provinsi Bali.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Pulau Dewata pada 2023 mencapai Rp6,95 triliun atau naik dibandingkan 2022 mencapai Rp6 triliun.
Dari capaian tahun lalu tersebut, PMDN di Kabupaten Badung mencapai Rp2,73 triliun.
Sedangkan penanaman modal asing (PMA) di Bali pada 2023 mencapai hampir Rp12 triliun, sebanyak Rp6,5 triliun di antaranya mengalir di Kabupaten Badung yang naik dibandingkan 2022 mencapai Rp3,2 triliun.
Baca juga: Pemkab Badung-Ombudsman RI tingkatkan penyelenggaraan pelayanan publik
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Kami harapkan investor tidak hanya konsentrasi di wilayah selatan tapi beralih ke tengah dan utara," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Badung Ida Bagus Gede Arjana di Seminyak, Bali, Rabu.
Kabupaten dengan luas 418,52 kilometer persegi itu, kata dia, terbagi dalam tiga daya tarik ekonomi yang bisa dikelola yakni wisata pantai di wilayah Selatan, pertanian di bagian tengah dan perkebunan di bagian Utara.
Salah satu potensi wisata yang bisa digenjot yakni wisata agro di bagian utara Kabupaten Badung salah satunya di daerah Pelaga, Kecamatan Petang yang berhawa sejuk, berada di atas ketinggian di atas 700 meter di atas permukaan laut.
Meski begitu, wilayah yang paling banyak menyedot kunjungan wisatawan baik dalam dan luar negeri adalah bagian Selatan Kabupaten Badung.
Baca juga: Pemkab Badung tingkatkan karakter budaya antikorupsi ASN
Wilayah itu yakni tersebar di Kecamatan Kuta, Kuta Utara dan Kuta Selatan misalnya Kuta, Legian, Seminyak, Nusa Dua dan Canggu yang saat ini menjelma menjadi destinasi wisata kekinian.
"Itu yang membuat investor mempertimbangkan untuk berinvestasi di wilayah Selatan," ucapnya.
Pihaknya berupaya menarik investasi di wilayah tengah dan utara salah satunya melalui Mal Pelayanan Publik serta kemudahan perizinan berbasis daring (online single submission/OSS).
"Untuk investasi pendirian objek wisata baru, didukung penuh oleh Pemkab. Kami upayakan semudah mungkin karena mal pelayanan publik dibuka untuk proses perizinan paling mudah kepada investor," ucapnya.
Investasi di wilayah Kabupaten Badung tergolong menonjol dibandingkan daerah lain di Provinsi Bali.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Pulau Dewata pada 2023 mencapai Rp6,95 triliun atau naik dibandingkan 2022 mencapai Rp6 triliun.
Dari capaian tahun lalu tersebut, PMDN di Kabupaten Badung mencapai Rp2,73 triliun.
Sedangkan penanaman modal asing (PMA) di Bali pada 2023 mencapai hampir Rp12 triliun, sebanyak Rp6,5 triliun di antaranya mengalir di Kabupaten Badung yang naik dibandingkan 2022 mencapai Rp3,2 triliun.
Baca juga: Pemkab Badung-Ombudsman RI tingkatkan penyelenggaraan pelayanan publik
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024