Pemerintah Kota Denpasar, Bali, memberikan bantuan kolam sistem bioflok dan benih ikan kepada masyarakat, untuk menumbuhkan kelompok pembudidaya ikan baru, sebagai upaya untuk meningkatkan produksi perikanan.
"Kami sedang berupaya menumbuhkan kelompok pembudidaya yang baru agar bisa memenuhi kebutuhan konsumsi ikan ke depannya, terutama budidaya lele dan nila," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar Ida Bagus Mayun Suryawangsa di Denpasar, Jumat.
Ia menyampaikan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan), baik itu yang budidaya air tawar, budidaya air laut dan budidaya air payau di Kota Denpasar saat ini berjumlah sekitar 60 kelompok, dengan jumlah anggota sebanyak 700 orang.
Untuk budidaya air tawar di Kota Denpasar itu jumlah potensinya mencapai 936 hektare, tetapi baru dimanfaatkan sekitar 13 hektare. Sedangkan budidaya air payau dengan luas potensi 20 hektare, sudah dimanfaatkan seluruhnya.
Sementara itu untuk budidaya air laut, terdapat potensi 9 hektare, namun baru dimanfaatkan sekitar 2 hektare. Diantaranya sudah ada budi daya kerapu di Kelurahan Serangan. "Serapan kerapu ini bagus, utamanya untuk restoran seafood di Denpasar," katanya.
Mayun Suryawangsa menambahkan, untuk tahun 2024 ini sebagai upaya menumbuhkan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) yang baru, telah diberikan bantuan kolam sistem bioflok beserta bantuan bibit atau benih ikan kepada empat pokdakan.
Setiap kelompok menerima lima unit kolam sistem bioflok berukuran diameter 4 meter, dan masing-masing bioflok diisi dengan 1.000 benih ikan. "Jadi, masing-masing-masing kelompok mendapat 5.000 benih ikan," ujarnya lagi.
Empat pokdakan yang menerima bantuan bioflok dan benih ikan dari Pemerintah Kota Denpasar itu yakni Pokdakan Mina Paramartha di Banjar Batur, Desa Peguyangan Kaja; Pokdakan Mina Mandiri di Banjar Pemalukan, Kelurahan Peguyangan; Pokdakan Mina Sakti Pertiwi di Banjar Paang Kaja, Kelurahan Penatih; dan Pokdakan Lestari Lele di Banjar Panti Gede, Desa Pemogan.
"Sekarang ini sudah dibentuk empat kelompok baru dan tahun berikutnya diupayakan ditambah lagi," kata Mayun Suryawangsa.
Ia menambahkan kebutuhan konsumsi ikan di Kota Denpasar per hari mencapai 8 ton. Namun, baru bisa dipenuhi 4 ton per hari dari nelayan lokal. "Jadi 4 ton sisanya didatangkan dari kabupaten yang lain dan juga dari provinsi lain seperti dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur," katanya.
Mayun Suryawangsa merinci dari 4 ton ikan yang mampu dipenuhi nelayan di Kota Denpasar per harinya itu, sekitar 3 ton merupakan hasil perikanan tangkap dan 1 ton hasil perikanan budidaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Kami sedang berupaya menumbuhkan kelompok pembudidaya yang baru agar bisa memenuhi kebutuhan konsumsi ikan ke depannya, terutama budidaya lele dan nila," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar Ida Bagus Mayun Suryawangsa di Denpasar, Jumat.
Ia menyampaikan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan), baik itu yang budidaya air tawar, budidaya air laut dan budidaya air payau di Kota Denpasar saat ini berjumlah sekitar 60 kelompok, dengan jumlah anggota sebanyak 700 orang.
Untuk budidaya air tawar di Kota Denpasar itu jumlah potensinya mencapai 936 hektare, tetapi baru dimanfaatkan sekitar 13 hektare. Sedangkan budidaya air payau dengan luas potensi 20 hektare, sudah dimanfaatkan seluruhnya.
Sementara itu untuk budidaya air laut, terdapat potensi 9 hektare, namun baru dimanfaatkan sekitar 2 hektare. Diantaranya sudah ada budi daya kerapu di Kelurahan Serangan. "Serapan kerapu ini bagus, utamanya untuk restoran seafood di Denpasar," katanya.
Mayun Suryawangsa menambahkan, untuk tahun 2024 ini sebagai upaya menumbuhkan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) yang baru, telah diberikan bantuan kolam sistem bioflok beserta bantuan bibit atau benih ikan kepada empat pokdakan.
Setiap kelompok menerima lima unit kolam sistem bioflok berukuran diameter 4 meter, dan masing-masing bioflok diisi dengan 1.000 benih ikan. "Jadi, masing-masing-masing kelompok mendapat 5.000 benih ikan," ujarnya lagi.
Empat pokdakan yang menerima bantuan bioflok dan benih ikan dari Pemerintah Kota Denpasar itu yakni Pokdakan Mina Paramartha di Banjar Batur, Desa Peguyangan Kaja; Pokdakan Mina Mandiri di Banjar Pemalukan, Kelurahan Peguyangan; Pokdakan Mina Sakti Pertiwi di Banjar Paang Kaja, Kelurahan Penatih; dan Pokdakan Lestari Lele di Banjar Panti Gede, Desa Pemogan.
"Sekarang ini sudah dibentuk empat kelompok baru dan tahun berikutnya diupayakan ditambah lagi," kata Mayun Suryawangsa.
Ia menambahkan kebutuhan konsumsi ikan di Kota Denpasar per hari mencapai 8 ton. Namun, baru bisa dipenuhi 4 ton per hari dari nelayan lokal. "Jadi 4 ton sisanya didatangkan dari kabupaten yang lain dan juga dari provinsi lain seperti dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur," katanya.
Mayun Suryawangsa merinci dari 4 ton ikan yang mampu dipenuhi nelayan di Kota Denpasar per harinya itu, sekitar 3 ton merupakan hasil perikanan tangkap dan 1 ton hasil perikanan budidaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024