Surabaya (Antara Bali) - Direktur GSI (Genuine Software Initiative) Microsoft Indonesia Sudimin Mina menyatakan survei terbaru yang dilakukan menemukan 63 persen "software" (piranti lunak) bajakan dalam DVD atau komputer mengandung "malware" (virus dan sejenisnya).

"Tahun 2012, kami melakukan survei di lima negara ASEAN, termasuk Indonesia, dengan 118 sampel yang meliputi 66 DVD dan 52 komputer," katanya di hadapan 50 wartawan yang mengikuti workshop jurnalistik atas kerja sama Dewan Pers-Microsoft Indonesia di Surabaya, Senin.

Dalam workshop yang juga menampilkan komisioner Dewan Pers Uni Lubis dan Direktur Legal Affairs Microsoft Indonesia Reza Topobroto, ia menjelaskan hasil survei itu menunjukkan 63 persen "software" mengandung "malware" (virus, worms, trojans, spyware, dan sejenisnya).

"Itu pun malware yang kami temukan 1.990 lebih malware atau ada banyak program jahat (malware) yang bekerja secara bersamaan dalam sebuah software, bahkan 44 persen malware yang ada berpotensi merusak 'software' dan 77 persen membuat 'computer disabled'," katanya.

Khusus Indonesia, Microsoft Indonesia mencatat 100 persen CD/VCD bajakan yang ada 100 persen mengandung 'malware', bahkan berbagai sumber yang diterima Microsoft Indonesia mencatat lima pabrik CD/VCD bajakan yang berskala besar.

"Kami juga menemukan delapan dari 10 software di Indonesia merupakan software bajakan dengan nilai kerugian pada tahun 2011 mencapai 1,467 miliar dolar AS. Kerugian jangka panjang juga ada yakni matinya inovasi dan industri kreatif di bidang teknologi, seni budaya, dan sastra," katanya. (*/DWA)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013