Jakarta (Antara Bali) - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta Burhanuddin Muhtadi menilai keputusan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mundur dari anggota DPR RI tidak akan berpengaruh signifikan terhadap perbaikan citra partainya.
"Mundurnya Ibas (panggilan Edhie Baskoro) dari anggota DPR, tidak ada jaminan bisa mengembalikan citra Partai Demokrat yang terus merosot," kata Burhanuddin Muhtadi usai diskusi "Bersih-Bersih Parpol" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.
Burhanuddin mengatakan hal itu menanggapi alasan mundurnya Ibas dari anggota DPR RI karena ingin berkonsentrasi menjalankan tugas-tugas partai yang selama satu-setengah tahun ke depan akan semakin berat.
Penyelesaian masalah di Partai Demokrat, menurut dia, masih harus melalui proses panjang dan tidak bisa hanya dengan manuver mundurnya Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat dari anggota DPR RI.
"Persoalan yang dihadapi Partai Demokrat tidak bisa selesai dengan proses yang singkat, tapi harus melalui desain secara menyeluruh dan substantif," katanya.
Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini menjelaskan, persoalan yang lebih substantif di Partai Demokrat seperti melakukan bersih-bersih kader yang tersangkut kasus dugaan korupsi, melakukan transparansi pendanaan partai baik sumber maupun belanja. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Mundurnya Ibas (panggilan Edhie Baskoro) dari anggota DPR, tidak ada jaminan bisa mengembalikan citra Partai Demokrat yang terus merosot," kata Burhanuddin Muhtadi usai diskusi "Bersih-Bersih Parpol" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.
Burhanuddin mengatakan hal itu menanggapi alasan mundurnya Ibas dari anggota DPR RI karena ingin berkonsentrasi menjalankan tugas-tugas partai yang selama satu-setengah tahun ke depan akan semakin berat.
Penyelesaian masalah di Partai Demokrat, menurut dia, masih harus melalui proses panjang dan tidak bisa hanya dengan manuver mundurnya Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat dari anggota DPR RI.
"Persoalan yang dihadapi Partai Demokrat tidak bisa selesai dengan proses yang singkat, tapi harus melalui desain secara menyeluruh dan substantif," katanya.
Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini menjelaskan, persoalan yang lebih substantif di Partai Demokrat seperti melakukan bersih-bersih kader yang tersangkut kasus dugaan korupsi, melakukan transparansi pendanaan partai baik sumber maupun belanja. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013