Komunitas lari lintas alam, Bali Trail Running (BTR) membangkitkan pariwisata berbasis olahraga (sport tourism) dan cinta lingkungan melalui ajang lomba lari di kawasan Gunung Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, yang diikuti 1.735 peserta dari 40 negara.

“Kami eksplorasi tempat bagus dan mengkampanyekan hidup sehat, menjaga lingkungan yang indah,” kata Ketua BTR I Made Budiana di Denpasar, Kamis.

Tak hanya mengajak masyarakat menyadari pentingnya menjaga alam, lomba lari lintas alam bertajuk BTR Ultra 2024 itu juga sekaligus membudayakan olahraga dan mempromosikan potensi pariwisata di kawasan Kaldera Gunung Batur, Kintamani.

Ajang lari lintas alam itu diikuti 1.735 peserta atau meningkat dibandingkan 2023 mencapai 934 orang.

Selain Indonesia, untuk kategori peserta asing terbanyak di antaranya dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Singapura, Belanda, Prancis, Jerman, Belgia, Maroko, Lithuania, Latvia, Afrika Selatan, Hungaria, Italia, serta sejumlah negara lainnya.

Sementara itu, Direktur Lomba I Putu Agus Darmayuda menambahkan titik awal lari lintas alam yang diadakan 10-12 Mei 2024 itu dimulai dari Air Panas Batur di Kintamani dengan total melintasi 12 desa.

Desa tersebut tersebar di kawasan Kaldera Batur dengan kategori jarak 7 kilometer dewasa dan anak-anak, 15 kilometer, 30 kilometer, 55 kilometer dan kategori baru yakni 85 kilometer atau ultra (dua kali lipat maraton penuh).

Baca juga: Menparekraf: Bali Trail Running 2022 geliatkan parekraf

“Kami ingin mengenalkan alam Bali lebih luas lagi dengan adanya kategori jarak lari lintas alam 85 kilometer,” imbuhnya.

Jalur yang memiliki nilai wisata yang dilalui itu di antaranya titik ikonik lava hitam, Gunung Batur, padang pasir Culali, hutan pinus Gunung Batur, dan khusus kategori 55 kilometer dan 85 kilometer melalui Gunung Abang dan Bukit Trunyan.

Dengan masuknya kategori baru 85 kilometer itu berpotensi menjadi ajang kualifikasi bagi penggemar atau peserta lari lintas alam untuk mengikuti ajang serupa di Prancis bertajuk Ultra Trail du Mont Blanc.

Sedangkan para peserta lomba lintas lari itu juga dilindungi oleh asuransi jiwa dengan uang pertanggungan maksimal Rp35 juta apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan meninggal dunia.

“Tahun 2025 kami rencananya memperpanjang kategori hingga 120 kilometer melintasi Gunung Agung, Gunung Batur dan Gunung Abang,” imbuhnya.

Sementara itu, para peserta lari lintas alam itu mulai mengambil perlengkapan lari di salah satu pusat perbelanjaan di Renon, Denpasar.

Para peserta mengaku sudah melakukan persiapan jauh hari untuk mengikuti ajang lari dan cinta alam tahunan itu.

“Saya sudah latihan lari seminggu empat kali agar tubuh lebih siap dan bugar,” kata salah satu peserta, Ika.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024