Denpasar (Antara Bali) - Areal bekas perkantoran Pemkab Badung di Lumintang, Denpasar, yang semula dicadangkan untuk pembangunan area publik Taman Bung Karno, semakin santer disebut-sebut bakal tergusur oleh kepentingan pengusaha membangun mal.

President The Sukarno Center Bali I Gusti Ngurah Arya Wedakarna di Denpasar, Minggu petang, mengakui semakin santernya kabar soal rencana pembangunan mal atau pusat perbelanjaan di areal yang bertahun-tahun mangkrak itu.

Meski pemerintah dikabarkan lebih mementingkan membangun mal, katanya, pihaknya akan terus berupaya mewujudkan pembangunan Taman Bung Karno di lahan bekas perkantoran tersebut.

"Kami akan terus berusaha, termasuk melalui lobi dengan wakil rakyat guna mewujudkan Taman Bung Karno di Lumintang. Lahan itu lebih baik dipertahankan sebagai area publik ketimbang membangun mal yang membuat kota semakin sesak," ujar Arya Wedakarna seusai menggelar dialog kebangsaan yang menghadirkan Guruh Soekarnoputra.

Beberapa hektare lahan bekas perkantoran Pemkab Badung yang dibakar massa pada aksi kerusuhan 1999 saat Megawati Soekarnoputri kalah pemilihan presiden itu, semula dirancang menjadi Taman Bung Karno dengan biaya sekitar Rp50 miliar.

Menurut Arya Wedakarna, pemerintah memilih melakukan tukar guling lahan dengan pengusaha yang akan membangun mal, hanya karena alasan biaya pembangunan Taman Bung Karno, jika berdasarkan rancangan lama, akan menghabiskan biaya mahal hingga Rp100 miliar.

"Kita ini mangaku nasionalis, mengagumi Bung Karno dengan ajarannya yang berdasarkan Pancasila. Tetapi di Bali belum ada jalan yang menggunakan nama Soekarno. Mau diabadikan untuk pembangunan taman pun terancam digusur oleh kepentingan mal," ujarnya bersemangat.

Arya Wedakarna yang juga Rektor Universitas Mahendradatta, berkeinginan mengabadikan nama Proklamator RI itu pada beberapa bidang pembangunan yang sesuai, seperti kini tengah dibangun Museum Bung Karno di kawasan Istana Presiden di Tampak Siring.

"Kami juga masih terus melanjutkan pembahasan dengan investor asal China yang siap membiayai pembangunan Institut Politik Soekarno dan Rumah Sakit Internasional Bung Karno di salah satu kabupaten di Bali," katanya.

Ia berharap rencana investasi ratusan miliar rupiah itu segera terwujud, dengan prioritas merampungkan Museum Soekarno di Tampak Siring, dan segera dilanjutkan pembangunan Institut Politik Soekarno yang nantinya diharapkan menjadi rujukan internasional dalam menggali ajaran-ajaran Presiden RI pertama tersebut.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010