PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN mencatat penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) di Bali mulai bangkit setelah dihantam pandemi COVID-19, dengan realisasi mencapai Rp227,5 miliar pada 2023, naik 24 persen dibandingkan 2022 yang mencapai sekitar Rp182 miliar.
“Kami menyambut pulihnya ekonomi setelah masa COVID,” kata Deputi Regional Manager (DRM) Business Kantor Wilayah III BTN Carly Tambunan dalam diskusi terkait harga properti di Denpasar, Jumat.
Meski terjadi pertumbuhan, namun capaian tersebut belum sama dengan realisasi pada 2018 yang mencapai Rp336,9 miliar penyaluran KPR.
Kemudian pada 2019 mencapai Rp310 miliar dan saat pandemi COVID-19 realisasinya anjlok mencapai Rp96,9 miliar atau turun signifikan hingga 68 persen. Sedangkan pada triwulan pertama 2024, penyaluran KPR BTN tercatat mencapai Rp61,56 miliar.
Karakteristik berdasarkan daerah, lanjut dia, wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan sebagai daerah penyangga didominasi kategori KPR non subsidi.
Di Kabupaten Buleleng, Jembrana dan Karangasem didominasi KPR segmentasi subsidi.
Sementara itu, tren rata-rata harga rumah pada 2024 tertinggi terjadi di Kabupaten Badung mencapai Rp900 juta atau naik 41,07 persen dibandingkan 2023 mencapai Rp638 juta.
Harga rumah di Kota Denpasar rata-rata mencapai Rp863 juta atau naik 30,56 persen jika dibandingkan 2023 mencapai Rp661 juta.
Berdasarkan catatan BTN, harga rata-rata rumah di Denpasar dan Badung itu naik di atas 20 persen per tahun.
Rata-rata usia debitur yang mengambil kredit di Bank BTN, kata dia, terbanyak dari generasi milenial yakni rentang usia 21-30 tahun atau usia produktif.
Kendala saat ini yakni tingkat penghasilan debitur yang tidak sebanding dengan rata-rata kenaikan harga rumah tersebut.
“Kapasitas pembayaran kembali (repayment) ternyata tidak mencukupi sehingga ini menjadi salah satu dilema pihak bank karena ingin memperbesar produksi KPR tapi terkendala kapasitas pembayaran tersebut,” ucapnya.
Untuk menyiasati itu, pihaknya memiliki program KPR Gaess dengan skema membayar bunga selama dua tahun.
Skemanya suku bunga 6,99 persen selama dua tahun, nol uang muka dengan tenor atau jatuh tempo KPR hingga 30 tahun.
Baca juga: BTN tahan kenaikan bunga KPR cegah kredit macet
Baca juga: BTN: Kredit perumahan capai Rp292,7 triliun pada kuartal I 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024