Denpasar (Antara Bali) - Pakar pertanian dari Universitas Udayana Prof Dr Dewa Ngurah Suprapta mengingatkan pengelola hotel dan restoran di Bali untuk menyuguhkan menu makanan kepada wisatawan yang bahan-bahannya diproduksi dari alam Bali.

"Hindari menyuguhkan menu makanan Eropa mapun negara lainnya, sehingga tidak perlu mengimpor hasil-hasil pertanian, terutama daging sapi, karena wisatawan berkunjung ke Bali untuk menikmati keunikan seni budaya, panorama alam, bukan menikmati makanan seperti yang ada di negaranya," katanya di Denpasar, Selasa.

Ia menyambut baik upaya pemerintah menghentikan impor 13 jenis komoditi pertanian, termasuk daging sapi untuk mendorong dan menggairahkan petani menggarap potensi yang ada secara maksimal.

Namun kebijakan pemerintah terhadap larangan impor hasil pertanian itu dikecualikan untuk daging sapi impor kebutuhan bahan baku industri, hotel dan restoran.    
    
Prof Suprapta yang juga dosen terbang pada empat perguruan tinggi di Jepang itu tidak sependapat dengan pengecualian impor daging sapi yang boleh dilakukan kalangan hotel dan restoran.

Kalangan hotel dan restoran, khususnya Bali yang dalam setahun menerima tiga juta turis hendaknya ikut mendukung program pertanian setempat dengan menyajikan hasil-hasil pertanian lokal,  menghindari sedini mungkin mendatangkan hasil pertanian dari luar Bali.

"Bali dan Indonesia umumnya daerah tropis, sehingga tidak perlu menyajikan menu makanan yang bahan-bahannya diimpor dari daerah subtropis," kata Suprapta. (*/DWA/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013