Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) sukses melakukan transplantasi hati pasien dewasa ke-10 pada tahun 2024, menyusul kesuksesan melakukan transplantasi hati pertama pada 2010.

"Kita telah berhasil menangani 89 kasus transplantasi hati pada anak dan dewasa, yang dewasa ini kasus ke-10, dan tahun ini adalah prosedur pertama yang kita lakukan setelah Pandemi," ujar Direktur Utama RSCM dr. Supriyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.
 
Dia mengungkapkan, angka keberhasilan transplantasi hati di RSCM, yang dinilai satu tahun setelah pasien melakukan transplantasi, sudah 82 persen.
 
Selama ini, transplantasi hati di RSCM dilakukan dengan supervisi dari RS Nasional Center for Child and Heart Disease Tokyo, di mana keberhasilan transplantasi hati di negara tersebut saat ini yakni 85 persen.
 
"RSUPN RSCM sudah mengalami kemajuan luar biasa, utamanya transplantasi hati yang paling sulit, keberhasilan kita sudah level Asia. Transplantasi ganti hati pada anak kita sudah mandiri, dan tahun ini jadi supervisi terakhir dari Jepang, sehingga kita juga sudah bisa mandiri pada pasien dewasa," paparnya.
 
Ke depan, lanjut dia, RSCM akan terus mengampu rumah sakit-rumah sakit lain di Indonesia, agar transplantasi hati tidak hanya dilakukan di RSCM saja, tetapi juga rata menyebar di seluruh rumah sakit Indonesia.
 
Sementara itu, Spesialis Penyakit Dalam RSUPN RSCM dr. Kemal Fariz Kalista, yang menangani pasien transplantasi hati di RSCM kali ini, menjelaskan bahwa usia pasien yakni sekitar 53 tahun, yang donornya berasal dari saudari ipar.
 
"Dua syarat utama untuk donor hidup, harus ada hubungan keluarga, dan golongan darah harus sama atau kompatibel, lalu terkait latar belakang penyakitnya, memang sampai saat ini, di manapun di dunia, indikasi untuk melakukan transplantasi ini sirosis hati, yaitu penyakit hati tahap akhir, di mana hati tidak bisa berfungsi dengan normal," tuturnya.
 
Sirosis hati tersebut membuat racun-racun yang seharusnya dimetabolisme oleh hati jadi menumpuk, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi.
 
"Penyebab kanker hati yang kedua, yaitu timbulnya benjolan bersifat ganas yang berada di dalam hati, dan ini sangat agresif. Angka kematian kanker hati ini yang paling tinggi, 89-90 persen," kata dia.
 
"Pasien menderita keduanya, sirosis dan kanker, sehingga dengan transplantasi ini sekaligus mengobati dua penyakit, yang pertama sirosis hati dan kanker hatinya," imbuhnya.
 
Adapun Dirut RSCM juga menganjurkan agar pasien yang ingin melakukan transplantasi hati untuk berobat ke RSCM dan tidak perlu ke luar negeri, karena tingkat keberhasilannya sudah tinggi dan risiko kematian bagi donor hidup sudah nol persen.

 
 


 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024