Denpasar (Antara Bali) - Kamar Dagang dan Industri menilai perbankan masih setengah hati mendukung perkembangan industri mikro dan kecil (IMK) di wilayah Bali.
"Bukti masih kurangnya dukungan perbankan itu adalah sulitnya lembaga keuangan itu menyalurkan pinjaman modal kepada pengusaha IMK," kata Ketua Kadin Badung Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra, di Denpasar, Minggu.
Perbankan terkesan lebih mudah memberikan kepada para pengusaha dari luar sedangkan kepada putera daerah sangat susah.
Padahal para pengusaha lokal yang skalanya mikro dan kecil itu memiliki jaminan tetapi belum cukup juga untuk mendapatkan kucuran pinjaman.
Menurut dia, bagaimana para industri bisa berkembang dan memperluas usahanya tanpa dukungan dari perbankan.
Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Gede Suarsa mengatakan industri mikro dan kecil merupakan kekuatan strategis untuk mempercepat pembangunan di provinsi tersebut. (IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Bukti masih kurangnya dukungan perbankan itu adalah sulitnya lembaga keuangan itu menyalurkan pinjaman modal kepada pengusaha IMK," kata Ketua Kadin Badung Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra, di Denpasar, Minggu.
Perbankan terkesan lebih mudah memberikan kepada para pengusaha dari luar sedangkan kepada putera daerah sangat susah.
Padahal para pengusaha lokal yang skalanya mikro dan kecil itu memiliki jaminan tetapi belum cukup juga untuk mendapatkan kucuran pinjaman.
Menurut dia, bagaimana para industri bisa berkembang dan memperluas usahanya tanpa dukungan dari perbankan.
Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Gede Suarsa mengatakan industri mikro dan kecil merupakan kekuatan strategis untuk mempercepat pembangunan di provinsi tersebut. (IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013