Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai membuat pemetaan terkait titik rawan macet selama arus mudik dan arus balik di area bandara internasional tersebut.
Kapolres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai AKBP I Ketut Widiarta mengatakan data pergerakan pesawat dan jumlah penumpang menjadi acuan, karena kenaikan jumlah pengguna transportasi udara akan menambah banyak pergerakan kendaraan pengantar mereka.
“Antisipasi kami berangkat dari data penerbangan yang dikeluarkan Otoritas Bandara, dari data tersebut kita petakan kendaraan yang mengangkut calon penumpang pengguna angkutan udara, dan tentu dari jumlah itu kita siapkan rekayasa lalu lintas,” kata dia di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Pemangku kepentingan Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah menyusun proyeksi berdasarkan pemesanan tiket setiap maskapai, yaitu selama 3-18 April 2024 akan melayani 1.012.005 penumpang.
Angka di momentum Lebaran 2024 ini naik 1,36 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 998.521 penumpang.
Jumlah satu juta penumpang arus mudik, hari Lebaran, dan arus balik ini juga naik dari situasi normal, khususnya karena rute domestik yang meningkat dari 28 ribu sehari menjadi sekitar 33 ribu sehari.
Maka dari itu, Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai memetakan titik-titik dalam dan luar bandara sekaligus mengantisipasi kejadian macet jelang tahun baru lalu terulang kembali.
“Titik-titik sudah kita petakan ada beberapa yang kita evaluasi dari kejadian 29 Desember lalu, dimana kondisi lalu lintas di jalur penyangga luar bandara macet sedangkan dalam bandara sebenarnya tidak, namun tentunya jalur keluar masuk ya berhubungan dengan daerah penyangga,” ujar AKBP Widiarta.
Adapun jalur penyangga yang dimaksud adalah area luar bandara yang mengarah ke Utara yaitu Kuta, di sana apabila terjadi kepadatan maka polisi akan menerapkan rekaya lalu lintas dengan menutup jalan.
“Mudah-mudahan efektif, kita sebut itu simpang radar, nanti kalau situasi sudah membutuhkan kami lakukan penutupan untuk dilakukan satu arah, sehingga tidak ada persilangan pertemuan antara kendaraan yang bisa menghambat keluar masuk,” jelasnya.
Untuk prediksinya sendiri puncak kepadatan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai akan terjadi pada Minggu, 7 April dengan 68.765 penumpang dan 14 April dengan 69.311 penumpang.
Untuk itu selain memetakan akses di luar, kepolisian dengan jumlah personel 65 orang juga akan berbagi tugas di dalam area bandara.
Apalagi mengingat saat ini dijalur terminal domestik sedang dilakukan revitalisasi sehingga mengubah beberapa jalur akses kendaraan antar-jemput penumpang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Kapolres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai AKBP I Ketut Widiarta mengatakan data pergerakan pesawat dan jumlah penumpang menjadi acuan, karena kenaikan jumlah pengguna transportasi udara akan menambah banyak pergerakan kendaraan pengantar mereka.
“Antisipasi kami berangkat dari data penerbangan yang dikeluarkan Otoritas Bandara, dari data tersebut kita petakan kendaraan yang mengangkut calon penumpang pengguna angkutan udara, dan tentu dari jumlah itu kita siapkan rekayasa lalu lintas,” kata dia di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Pemangku kepentingan Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah menyusun proyeksi berdasarkan pemesanan tiket setiap maskapai, yaitu selama 3-18 April 2024 akan melayani 1.012.005 penumpang.
Angka di momentum Lebaran 2024 ini naik 1,36 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 998.521 penumpang.
Jumlah satu juta penumpang arus mudik, hari Lebaran, dan arus balik ini juga naik dari situasi normal, khususnya karena rute domestik yang meningkat dari 28 ribu sehari menjadi sekitar 33 ribu sehari.
Maka dari itu, Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai memetakan titik-titik dalam dan luar bandara sekaligus mengantisipasi kejadian macet jelang tahun baru lalu terulang kembali.
“Titik-titik sudah kita petakan ada beberapa yang kita evaluasi dari kejadian 29 Desember lalu, dimana kondisi lalu lintas di jalur penyangga luar bandara macet sedangkan dalam bandara sebenarnya tidak, namun tentunya jalur keluar masuk ya berhubungan dengan daerah penyangga,” ujar AKBP Widiarta.
Adapun jalur penyangga yang dimaksud adalah area luar bandara yang mengarah ke Utara yaitu Kuta, di sana apabila terjadi kepadatan maka polisi akan menerapkan rekaya lalu lintas dengan menutup jalan.
“Mudah-mudahan efektif, kita sebut itu simpang radar, nanti kalau situasi sudah membutuhkan kami lakukan penutupan untuk dilakukan satu arah, sehingga tidak ada persilangan pertemuan antara kendaraan yang bisa menghambat keluar masuk,” jelasnya.
Untuk prediksinya sendiri puncak kepadatan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai akan terjadi pada Minggu, 7 April dengan 68.765 penumpang dan 14 April dengan 69.311 penumpang.
Untuk itu selain memetakan akses di luar, kepolisian dengan jumlah personel 65 orang juga akan berbagi tugas di dalam area bandara.
Apalagi mengingat saat ini dijalur terminal domestik sedang dilakukan revitalisasi sehingga mengubah beberapa jalur akses kendaraan antar-jemput penumpang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024