Provinsi Bali membuat festival minat dan bakat bagi siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) atau vokasi, bernama SMK Festival, sebagai agenda pertama di Indonesia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan kegiatan ini baru memasuki tahun pertama dengan harapan bisa diselenggarakan kembali tahun berikutnya.
“Sangat terbuka peluang untuk meningkatkan lagi tahun-tahun berikutnya, saya sudah diskusi tadi dengan kepala Disdikpora tahun depan harus kita buat lebih baik dan kompleks,” kata dia di Denpasar, Rabu.
Dia mengharapkan minat dan bakat ini dapat menciptakan ruang yang memungkinkan siswa SMK berekspresi, menunjukkan bakat, dan menggali kemampuan, terutama di bidang kewirausahaan, karena festival ini dihadiri orang-orang dari dunia usaha.
“SMK itu kelak setelah menyelesaikannya yang ingin masuk dunia kerja sudah siap mereka, yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi sudah bisa bertalenta cepat, mereka yang ingin langsung buka usaha sendiri juga sudah terbangun semangat wirausahanya,” ujarnya.
Maka dari itu, Pemprov Bali mengaku hal yang perlu dibangun ekosistemnya melalui ajang yang digelar bekerja sama dengan Universitas STEKOM.
SMK Festival digelar di Taman Budaya Art Centre Denpasar melibatkan 157 SMK dari Bali maupun regional, dengan kegiatan, berupa lomba, pementasan, dan pameran kewirausahaan.
Lomba yang digelar meliputi lomba seni siswa nasional diikuti 270 peserta dari Bali dan regional dengan beberapa jenis lomba, di antaranya menyanyi solo, gitar solo, dan film pendek, sedangkan olimpiade olahraga siswa nasional diikuti 291 peserta dengan beberapa jenis lomba di antaranya karate, silat, dan renang.
Selain itu lomba kompetensi siswa nasional diikuti 516 siswa dengan beberapa jenis lomba, seperti Bricklaying; IT Software Solution for Bussiness; dan Usaha Layanan Pariwisata, kemudian lomba eksebisi dan acara hiburan seperti lomba akuntansi; lomba teknis bisnis sepeda motor, lomba memancing, lomba busana adat ke pura, lomba latte art, dan lomba motor custom.
Ada pula festival inovasi dan kewirausahaan siswa Indonesia diikuti 87 siswa, stan pameran dari SMK sebanyak 53 sekolah, SMA satu sekolah, dan SLB tiga sekolah, pameran komunitas, serta seminar kesehatan mental yang menyasar siswa dan pendidik.
Rektor Universitas STEKOM Joseph Teguh Santoso menambahkan pemilihan Bali sebagai lokasi utama SMK Festival lantaran sumber daya manusia dan suasana di Bali tidak perlu diragukan lagi.
Kegiatan ini dijadikan wadah agar para siswa lebih mudah ketika lulus sekolah nanti karena sudah dibekali segudang ilmu dan jaringan.
Bahkan, katanya, beberapa provinsi lain sudah berkomunikasi bahwa ingin menggelar festival serupa, karena mengetahui antusias dan dampak positifnya besar.
“Di hari pertama ini kita sudah ada 31 ribu lebih pengunjung dan terus bergerak, kebetulan sistem absensi kita berbasis kode qr, targetnya dalam tiga hari ini 100 ribu pengunjung,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan kegiatan ini baru memasuki tahun pertama dengan harapan bisa diselenggarakan kembali tahun berikutnya.
“Sangat terbuka peluang untuk meningkatkan lagi tahun-tahun berikutnya, saya sudah diskusi tadi dengan kepala Disdikpora tahun depan harus kita buat lebih baik dan kompleks,” kata dia di Denpasar, Rabu.
Dia mengharapkan minat dan bakat ini dapat menciptakan ruang yang memungkinkan siswa SMK berekspresi, menunjukkan bakat, dan menggali kemampuan, terutama di bidang kewirausahaan, karena festival ini dihadiri orang-orang dari dunia usaha.
“SMK itu kelak setelah menyelesaikannya yang ingin masuk dunia kerja sudah siap mereka, yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi sudah bisa bertalenta cepat, mereka yang ingin langsung buka usaha sendiri juga sudah terbangun semangat wirausahanya,” ujarnya.
Maka dari itu, Pemprov Bali mengaku hal yang perlu dibangun ekosistemnya melalui ajang yang digelar bekerja sama dengan Universitas STEKOM.
SMK Festival digelar di Taman Budaya Art Centre Denpasar melibatkan 157 SMK dari Bali maupun regional, dengan kegiatan, berupa lomba, pementasan, dan pameran kewirausahaan.
Lomba yang digelar meliputi lomba seni siswa nasional diikuti 270 peserta dari Bali dan regional dengan beberapa jenis lomba, di antaranya menyanyi solo, gitar solo, dan film pendek, sedangkan olimpiade olahraga siswa nasional diikuti 291 peserta dengan beberapa jenis lomba di antaranya karate, silat, dan renang.
Selain itu lomba kompetensi siswa nasional diikuti 516 siswa dengan beberapa jenis lomba, seperti Bricklaying; IT Software Solution for Bussiness; dan Usaha Layanan Pariwisata, kemudian lomba eksebisi dan acara hiburan seperti lomba akuntansi; lomba teknis bisnis sepeda motor, lomba memancing, lomba busana adat ke pura, lomba latte art, dan lomba motor custom.
Ada pula festival inovasi dan kewirausahaan siswa Indonesia diikuti 87 siswa, stan pameran dari SMK sebanyak 53 sekolah, SMA satu sekolah, dan SLB tiga sekolah, pameran komunitas, serta seminar kesehatan mental yang menyasar siswa dan pendidik.
Rektor Universitas STEKOM Joseph Teguh Santoso menambahkan pemilihan Bali sebagai lokasi utama SMK Festival lantaran sumber daya manusia dan suasana di Bali tidak perlu diragukan lagi.
Kegiatan ini dijadikan wadah agar para siswa lebih mudah ketika lulus sekolah nanti karena sudah dibekali segudang ilmu dan jaringan.
Bahkan, katanya, beberapa provinsi lain sudah berkomunikasi bahwa ingin menggelar festival serupa, karena mengetahui antusias dan dampak positifnya besar.
“Di hari pertama ini kita sudah ada 31 ribu lebih pengunjung dan terus bergerak, kebetulan sistem absensi kita berbasis kode qr, targetnya dalam tiga hari ini 100 ribu pengunjung,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024