Harga telur ayam ras di sejumlah pasar tradisional di Denpasar, Bali, mencapai kisaran Rp54 ribu hingga Rp60 ribu menyesuaikan ukuran telur, naik dibandingkan sepekan sebelumnya yang mencapai Rp50 ribu.
“Kenaikan harga telur terjadi sejak satu minggu terakhir,” kata pedagang kebutuhan pokok Wayan Ani di Pasar Kreneng, Denpasar, Selasa.
Kenaikan harga telur ayam ras itu terjadi di Pasar Kreneng, Pasar Badung, dan Pasar Ketapian Denpasar.
Harga telur ayam ras mengalami kenaikan diperkirakan karena permintaan yang mulai meningkat pada momentum hari besar keagamaan di Bali yang berbarengan dengan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2024.
Sebelumnya masyarakat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan pada 23 Februari kemudian Hari Raya Kuningan pada 9 Maret 2024 dan Hari Suci Nyepi pada 11 Maret 2024.
Harga telur di Bali menggunakan kearifan lokal para pedagang pasar tradisional yakni per kerat, bukan menggunakan satuan per kilogram.
Satu kerat berisi total 30 butir telur atau dijual eceran mencapai Rp2.000 per butir di tingkat pedagang pasar. Sedangkan di tingkat pengecer warung, telur ayam ras dijual Rp2.500 per butir atau naik Rp500.
Sementara itu, berdasarkan pemantauan harga melalui Sistem Informasi Harga Pangan (Sigapura) Bali yang dipantau di 60 pasar tradisional di Pulau Dewata, harga telur ayam ras per kilogram mencapai rata-rata Rp29.494 atau naik 2,3 persen sebesar Rp675 dibandingkan satu minggu sebelumnya mencapai Rp28.819 per kilogram.
Harga tertinggi terjadi di Kabupaten Jembrana yang mencapai Rp32 ribu per kilogram.
Selain harga telur, komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga yakni daging sapi has luar mencapai Rp118.680 per kilogram atau naik 2,19 persen sebesar Rp2.600 dari seminggu lalu.
Selanjutnya, bawang putih per kilogram mencapai Rp37.658 atau naik 5,26 persen atau sebesar Rp1.982 dibandingkan seminggu lalu.
Sementara itu, harga beras premium menurun secara bertahap yang saat ini mencapai Rp16 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp17 ribu per kilogram.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024