Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali melaksanakan Survei Database Profil Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Potensial Dibiayai (BISAID) tahun 2023 yang hasilnya dapat digunakan untuk mendorong intermediasi perbankan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Bali, Sabtu, mengatakan Bank Indonesia senantiasa mendukung pengembangan UMKM, salah satunya melalui peningkatan literasi keuangan terutama akses pembiayaan.
Survei Database Profil Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Potensial Dibiayai (BISAID) tahun 2023 dilaksanakan dari periode April sampai dengan Agustus 2023.
Survei menyasar 50 responden UMKM di Provinsi Bali yang berpotensi memperoleh pembiayaan dan memerlukan edukasi dari lembaga keuangan formal, khususnya perbankan.
"Survei dilakukan untuk mendorong intermediasi perbankan kepada sektor riil dan UMKM, melalui penyediaan informasi data profil UMKM yang membutuhkan kredit/pembiayaan dalam rangka pengembangan usahanya," ujarnya.
Erwin menyampaikan terdapat beberapa tantangan UMKM khususnya untuk mengakses pembiayaan dari lembaga formal antara lain kesenjangan informasi antara lembaga keuangan dengan UMKM dan keterbatasan informasi data UMKM potensial yang valid dan akurat yang dapat diakses oleh lembaga keuangan.
Selanjutnya ketersediaan laporan keuangan UMKM yang belum memadai."Database UMKM yang potensial untuk dibiayai diharapkan dapat mengurangi asymmetric information (informasi asimetris) antara lembaga keuangan dengan UMKM," ujar Erwin.
Menurut Erwin, hasil survei ini dapat dimanfaatkan oleh perbankan untuk mencari UMKM potensial yang dapat dibantu pembiayaannya dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas produk.
Data profil UMKM yang disajikan meliputi informasi pemilik, kegiatan usaha, tingkat persaingan usaha, total aset, rata-rata penjualan, proyeksi pertumbuhan, kebutuhan pembiayaan, taksiran aset untuk jaminan kredit serta jumlah dokumen persyaratan kredit.
Selanjutnya, dengan tersedianya data profil UMKM tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pihak terutama bagi UMKM dalam rangka mempercepat akses pembiayaan dari perbankan.
Sebaran responden survei 50 UMKM meliputi 1 UMKM dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; 6 UMKM industri pengolahan; 14 UMKM perdagangan besar dan eceran; 14 UMKM penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum.
Kemudian 14 UMKM aktivitas jasa lainnya, serta 1 UMKM aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha Lainnya.
"Ke depan, Bank Indonesia akan melengkapi database (basis data) UMKM yang tersebar di Bali sebagai upaya untuk terus mendukung UMKM Bali agar naik kelas," ujar Erwin.
Data lengkap hasil survei basis data UMKM telah diunggah di laman Bank Indonesia (https://www.bi.go.id/bisaid) atau dapat menghubungi contact center Bank Indonesia Bicara di telepon 131 dan e-mail di bicara@bi.go.id.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Bali, Sabtu, mengatakan Bank Indonesia senantiasa mendukung pengembangan UMKM, salah satunya melalui peningkatan literasi keuangan terutama akses pembiayaan.
Survei Database Profil Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Potensial Dibiayai (BISAID) tahun 2023 dilaksanakan dari periode April sampai dengan Agustus 2023.
Survei menyasar 50 responden UMKM di Provinsi Bali yang berpotensi memperoleh pembiayaan dan memerlukan edukasi dari lembaga keuangan formal, khususnya perbankan.
"Survei dilakukan untuk mendorong intermediasi perbankan kepada sektor riil dan UMKM, melalui penyediaan informasi data profil UMKM yang membutuhkan kredit/pembiayaan dalam rangka pengembangan usahanya," ujarnya.
Erwin menyampaikan terdapat beberapa tantangan UMKM khususnya untuk mengakses pembiayaan dari lembaga formal antara lain kesenjangan informasi antara lembaga keuangan dengan UMKM dan keterbatasan informasi data UMKM potensial yang valid dan akurat yang dapat diakses oleh lembaga keuangan.
Selanjutnya ketersediaan laporan keuangan UMKM yang belum memadai."Database UMKM yang potensial untuk dibiayai diharapkan dapat mengurangi asymmetric information (informasi asimetris) antara lembaga keuangan dengan UMKM," ujar Erwin.
Menurut Erwin, hasil survei ini dapat dimanfaatkan oleh perbankan untuk mencari UMKM potensial yang dapat dibantu pembiayaannya dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas produk.
Data profil UMKM yang disajikan meliputi informasi pemilik, kegiatan usaha, tingkat persaingan usaha, total aset, rata-rata penjualan, proyeksi pertumbuhan, kebutuhan pembiayaan, taksiran aset untuk jaminan kredit serta jumlah dokumen persyaratan kredit.
Selanjutnya, dengan tersedianya data profil UMKM tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pihak terutama bagi UMKM dalam rangka mempercepat akses pembiayaan dari perbankan.
Sebaran responden survei 50 UMKM meliputi 1 UMKM dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; 6 UMKM industri pengolahan; 14 UMKM perdagangan besar dan eceran; 14 UMKM penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum.
Kemudian 14 UMKM aktivitas jasa lainnya, serta 1 UMKM aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha Lainnya.
"Ke depan, Bank Indonesia akan melengkapi database (basis data) UMKM yang tersebar di Bali sebagai upaya untuk terus mendukung UMKM Bali agar naik kelas," ujar Erwin.
Data lengkap hasil survei basis data UMKM telah diunggah di laman Bank Indonesia (https://www.bi.go.id/bisaid) atau dapat menghubungi contact center Bank Indonesia Bicara di telepon 131 dan e-mail di bicara@bi.go.id.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023